X-Japan

12.28.2010

| 0 comments
X JAPAN (エックス ジャパン?) adalah band musik J-Rock asal Jepang yang dibentuk tahun 1982 oleh pianis sekaligus drumer bernama Yoshiki dan vokalis Toshimitsu "Toshi" Deyama.[1] Band yang aslinya bernama X ini melambung ke puncak kesuksesan setelah merilis album kedua mereka BLUE BLOOD. Mereka memulai karier sebagai band Heavy metal dan akhirnya beralih ke Progressive Rock, sambil terus menulis lagu-lagu ballad. Mereka sendiri menyebut musik mereka sebagai "Speed Metal" dan "Rock Ballad". Setelah mengeluarkan 3 album berikutnya, band ini bubar tahun 1997, setelah menyelenggarakan konser "The Last Live" tanggal 31 Desember 1997.

Sejarah

Tahun-tahun awal (1976-1983)

Band ini direncanakan sejak 1976 oleh Yoshiki Hayashi dan Toshi (Toshimitsu Deyama) saat mereka masih di SD. Terpengaruh musik hard rock Barat, ada yang mengatakan gaya mereka mirip KISS tetapi sebenarnya mereka menggunakan gaya visual yang di jepang sudah ada yaitu bermula saat Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang Dunia II. Saat itu ada suatu komunitas yang ‘terbuang’ dari masyarakat. Komunitas ini tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan. Sebelum band diberi nama X, mereka menggunakan nama Dynamite (dari 1978-1980), dan Noise (1980 hingga musim panas 1982). Nama band baru diubah menjadi X JAPAN di tahun 1992, setelah keluarnya pemain bass terdahulu mereka, Taiji.


Disaat band ini masih bernama "noise", mereka mengikuti audisi band "East West Japan" tahun 1982saat itu mereka memainkan lagu "Rock and Roll" (Led Zeppelin) dan "Burn" (Deep Purple). Mereka lalu ikut serta dalam festival sekolah mereka di tahun 1982, mereka membawakan lagu antara lain "The World Anthem" (Frank marino) dan "Highway Star" (Deep Purple). Yoshiki, Toshi, dan Terry pertama kali melakukan pertunjukkan live dibawah nama "X" di tahun 1983. Pada waktu itu mereka naik panggung di festival yang diadakan di SMA mereka di Chiba. Saat itu mereka sudah membawakan lagu asli ciptaan Yoshiki berjudul "I'LL KILL YOU" dan "We are X". Selain itu, di festival yang sama, mereka membawakan lagu "Burn" (Deep Purple),"In the Mirror" (Loudness), dan "Killers" (Iron Maiden).

Era Indie (1984-1988)


X merilis demo tape pertama mereka "I'LL KILL YOU" pada tahun 1984 di perusahaan rekaman Dada Records. Di dalam demo tape tersebut berisi 3 buah lagu: "I'LL KILL YOU", "We are X", dan "Stop Bloody Rain".


Lagu-lagu dalam demo tape ini membuat kelompok ini mulai dikenal, dan dilanjutkan dengan merilis sebuah indie single berjudul "I'LL KILL YOU" dengan "BREAK THE DARKNESS" sebagai c/w di bulan Mei 1985. Anggota X saat itu terdiri dari Yoshiki (drum & piano), Toshi (vokal), Terry (gitar), Tomo (gitar), dan Atsushi (bass). Pada mulanya, cara berpakaian mereka menyebabkan tidak ada label rekaman yang mau mengontrak mereka untuk rekaman, tapi gaya berpakaian ala X nantinya menjadi ciri khas gerakan Visual Kei dalam musik rock Jepang.


Di bulan Juli 1985, mereka merilis 2 buah demo tape,"X Live" dan "Endless Dream". Masing-masing memiliki lagu yang sama ("Kurenai", "Endless Dream", "Lady in Tears",dan "Stop Bloody Rain"), tapi dengan urutan lagu yang berbeda.


Demo tape "Feel Me Tonight" dirilis pada Oktober 1985. Lagu ini nampaknya pertama kali dibawakan pada pertunjukkan Live saat ulang tahun Yoshiki pada 20 November 1985, sedangkan lagu "Stab Me in the Back" (c/w) tidak pernah dibawakan secara live hingga di tahun 1986. Kedua lagu pada demo tape tersebut dinyanyikan oleh Hally. Pada tahun ini juga, mereka membawakan lagu "God Save The Queen" yang aslinya dibawakan kelompok Sex Pistols.


Di bulan November 1985, mereka menampilkan versi baru dari lagu "BREAK THE DARKNESS" di album kompilasi "Heavy Metal Force III".


Tidak berhenti begitu saja, Yoshiki membuat taruhan besar dalam hidupnya dan menjual seluruh harta warisan ayahnya untuk mendirikan label rekaman sendiri dengan nama Extasy Records. Perusahaan rekaman ini nantinya menjadi label rekaman pertama khusus band-band Visual Kei, termasuk di antaranya: Luna Sea, Glay, dan Zi:KILL.


Demo tape "Kurenai" dirilis di awal tahun 1986, berisikan lagu "Kurenai" (dalam bahasa Inggris).


Musim panas tahun 1986, mereka merilis "Jun Demo Tape". Di dalam demo tersebut terdapat 4 lagu: "Right Now", "Only Way", "Tune Up Baby" dan track ke-4 yang tanpa judul.


Di bulan April 1986, indie single ke dua,"ORGASM" dirilis Extasy Records.Single ini terdiri atas lagu "Orgasm", "Time Trip Loving" (ditulis oleh Jun) serta "X". Setelah EP ini dirilis, mereka memulai untuk tur. Pada tahun itu juga (27 Juli 1986), Toshi, Yoshiki, dan Jun, pertama kali tampil di televisi,yaitu di acara berjudul Tensai Takeshi no Genki ga Deru Terebi.


Di bulan Maret 1987, mereka memasukkan 2 lagu: "Stab Me in the Back" dan "No Connexion" ke dalam album kompilasi Skull Trash Zone Vol.1. Anggota resmi saat itu terdiri dari: Toshi, Yoshiki, dan Taiji. Gitaris mereka, Isao patah lengan karena kecelakaan mobil, sehingga Pata ikut bergabung sebagai gitaris pendukung, tapi bukan sebagai anggota resmi. Sementara itu, Yoshiki menghubungi hide, leader dari Saver Tiger band Visual Kei asal Yokosuka(mereka pertama kali bertemu saat X dan Saver Tiger ikut serta dalam Heavy Metal Force vol.III). Yoshiki lalu mengajak hide untuk bergabung dengan X.


Hide menyambut ajakan Yoshiki dan resmi sebagai gitaris X sejak bulan Maret 1987. Bulan berikutnya (April 1987), Pata diangkat sebagai menjadi gitaris resmi, melengkapi formasi band X. Di bulan Agustus 1987, mereka merilis video live "Xclamation". Di dalamnya terdapat lagu "Xclamation", "Stab Me in the Back", dan "Kurenai" (English Version). Pada 26 Desember 1987, X melakukan pertunjukan di Audisi CBS Sony, mereka memainkan "Xclamation", "Piano solo~Kurenai (English)", dan "Orgasm".

Era X (1988-1992)

ki-ka:Toshi,Taiji,Yoshiki,Pata,hide


X merilis album perdana mereka, VANISHING VISION pada 14 April 1988). Pada saat itu, anggotanya adalah Yoshiki (drum, piano), Toshi (vokal), Hide (gitar), Pata(gitar), dan Taiji (bass). Album tersebut laris dan dicetak ulang di bulan Oktober dengan bonus lagu "Stab Me in the Back", dan dicetak ulang kembali pada bulan Oktober 1989.


Di bulan Juni 1988, lagu mereka "Kurenai" dijadikan bonus CD di majalah Rockin F dengan versi yang berbeda, yaitu dibuka dengan alunan piano dan dengan lirik campuran dari versi Inggris dan versi Jepang.


Majalah Street Rock Video VOS menampilkan Toshi sebagai sampul majalah mereka di bulan November 1988. Edisi bulan tersebut memberikan Bonus Video klip X memainkan lagu "Vanishing Vision" dan "Orgasm" di Kyoto Sports Valley, berikut wawancara dengan Yoshiki yang saat itu sedang menandatangani kontrak dengan Sony.


Di tahun 1988, X berpartisipasi dalam film Amerika Tokyo Pop, tapi mereka hanya tampil sebagai cameo dan penampilan mereka tidak lebih dari 20 detik. Pada 16 Maret 1989, mereka merilis "ThanX" video, yang menampilkan pembuatan video klip Kurenai (versi album BLUE BLOOD, bukan versi album "VANISHING VISION"). Pada 21 April 1989, X merilis album mereka yang paling sukses, Blue Blood. Setelah dirilisnya album tersebut, dimulailah tur bernama "Blue Blood Tour" yang ternyata sukses besar.


Setelah menyelesaikan tur "Blue Blood Tour", Yoshiki dan kawan-kawan mulai menulis lagu baru. Selain itu, mereka juga membuat beberapa PV (video promosi) untuk beberapa lagu dalam album Blue Blood, seperti Celebration yang diambil di New York (berbeda dengan yang di Visual Shock Vol.2,5). Video klip ini menampilkan Toshi, hide, Pata, dan Taiji, sedangkan Yoshiki sedang berada di Paris untuk membuat video Rose of Pain. X menjadi sangat populer di Jepang dan sering muncul dalam berbagai acara televisi. Tur mereka selanjutnya diberi nama, "Rose & Blood Tour".


Pada 23 November 1989,Yoshiki pingsan di tengah-tengah Rose & Blood Tour dikarenakan cara bermain Drum-nya yang ekstrim. Yoshiki harus menjalani perawatan di Rumah Sakit karena hal tersebut, selama di Rumah Sakit Yoshiki membuat sebuah lagu terhebat untuk X.Dikarenakan pada saat itu lagu tersebut masih belum sempurna, lagu tersebut hanya dijadikan sebuah Demo Tape.


Pada tahun 1990, Toshi & Yoshiki ikut berpartisipasi dalam L.O.X. Shake Hand "compilation album". Album kompilasi ini bukan berisi kumpulan lagu dari band yang berbeda-beda, melainkan album yang meng-"kompilasi"-kan anggota-anggota band yang berbeda untuk membuat semacam "band impian". Toshi berada di posisi vokal, dan Yoshiki pada drum (dengan nama Rei Shiratori), Naoki (Lip Cream) pada Gitar, Act (Orange) pada Bass. Musisi lain yang juga ikut berpartisipasi, antara lain: Butaman (Tetsu Array), Ishiya (Death Side), Ranko (Sperma), Selain musik speed metal dan ballad yang dibawakan Yoshiki dan Toshi, anggota lainnya adalah member band punk/hardcore, di antara lagu-lagu mereka antara lain "Tragedy of M".


Di tahun 1991, semua personil pergi ke Los Angeles untuk memulai rekaman album baru mereka, Jealousy. Setelah 7 bulan rekaman, mereka kembali ke Jepang dan merilis album Jealousy pada 1 Juli 1991 di Jepang. Album ini langsung naik ke posisi pertama tangga album Oricon Charts. Setelah dirilisnya album ini, mereka memulai tur berikutnya, Violence in Jealousy (1991).


Dengan dirilisnya album Jealousy, X menjadi bertambah populer di Jepang. Selain itu, kepopuleran mereka bertambah karena lebih sering melakukan tur dibandingkan setelah merilis album Vanishing Vision dan Blue Blood. Beberapa orang berpendapat bahwa album ini adalah "Album"-nya X, karena setiap personil menyumbangkan ide-idenya, di Visual Shock Vol.3 juga digambarkan masing-masing personil dengan lagu yang dibuatnya. (Toshi: "Desperate Angel", hide: "Love Replica", Pata: "White wind from Mr.Martin", Taiji: "Voiceless Screaming", Yoshiki: "Silent Jealousy"). Selama proses perekaman album ini, Yoshiki dan Taiji mulai memiliki perbedaan konsep bermusik. Pada tanggal 5, 6, 7 bulan Januari 1992, X menggelar rangkaian konser "On The Verge of Destruction" di Tokyo Dome. Pada hari ketiga, tanggal 7 Januari 1992, konser ini merupakan konser terakhir (Last Live) bagi Taiji yang keluar dari X karena perbedaan konsep bermusik antara dirinya dan Yoshiki tidak dapat disatukan lagi. Lagipula Yoshiki adalah pemimpin dari X, sehingga Taiji memilih untuk mengundurkan diri. Setelah keluar dari X, Taiji bergabung dengan Loudness, D.T.R. dan Cloud 9.

Era X JAPAN (1992-1997)


Pada tahun 1991, X sudah sangat terkenal di Jepang, karena itu mereka mencoba "Go International" ke Amerika Serikat. Ternyata di Amerika sudah ada band yang juga bernama X, jadi pada 23 Agustus 1992 mereka memutuskan untuk mengubah nama band menjadi X Japan. Pada saat itu, Heath telah bergabung dengan X Japan.

Era X Japan


Setelah pertunjukan live pertama dengan Heath di Extasy Summit'92 (pesta rock terbesar yang diadakan Extasy Records milik Yoshiki), Yoshiki kembali harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat bermain drum dengan ekstrim pada acara tersebut. Selama di rumah sakit, Yoshiki menyempurnakan sebuah lagu terhebat (Ultimate Song) dari X Japan, berjudul "Art of Life". Lagu ini adalah sebuah lagu progessive rock/metal yang mencampurkan musik klasik dengan panjang lagu 29 menit (menjadikannya sebagai salah satu lagu terpanjang di dunia).


Art of Life adalah demo yang diciptakan Yoshiki ketika dia menjalani perawatan di Rumah Sakit pada era Rose & Blood,dengan nama "End of the World". Pada saat itu Taiji masih berada di posisi bass,jadi terdapat 2 buah demotape dari Art of Life,perbedaanya hanyalah pada bassisst-nya saja). Lagu "Art of Life" dirilis sebagai sebuah mini album dengan judul yang sama seperti judul lagunya


Di minggu pertama lagu ini dirilis, lagu ini langsung sukses luar biasa. "Art of Life" hanya pernah dimainkan live sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 30 & 31 Desember 1993 saat konser "X Japan Returns" digelar di Tokyo Dome. Di saat konser, X Japan melakukan improvisasi yang membuat lagu ini bertambah panjang menjadi setengah jam lebih. Di konser ini juga Toshi untuk pertama kalinya berpenampilan dengan rambut terurai ke bawah dan dengan make-up yang tidak tebal.


Musik X di bawah tangan dingin Yoshiki tak pernah berhenti berevolusi. Warna musik mereka dimulai dari speed metal seperti "Sadistic Desire", "Phantom of Guilt", dan "Vanishing Love", sampai ke lagu ballad seperti "Tears" dan "Say Anything", serta Alternative Rock berjudul "Dahlia" dan "Rusty Nail" dari era terakhir mereka. Hampir seluruh lagu X diciptakan oleh Yoshiki dan disusun oleh hide dan Taiji di awal karier mereka.


Kegemaran Yoshiki akan musik klasik sangat mempengaruhi musik-musik X, seperti pada lagu "Rose of Pain", "Art of Life", dan "Amethyst". Yoshiki memiliki Album yang bernama Eternal Melody, dimana lagu-lagu X diaransemen oleh George Martin dan penata lagu untuk musik-musik klasik lainnya. Kedua album tersebut dimainkan London Philharmonic Orchestra dan dirilis tahun 1993. Yoshiki juga memilih beberapa musik klasik untuk dimasukkan ke dalam 2 buah album kompilasi berjudul Yoshiki Selection dan Yoshiki Selection II. Yoshiki juga menulis ulang lagu "Black Diamond" milik KISS menjadi lagu klasik yang terdapat di album Kiss My Ass, sebuah album tribute untuk KISS yang dirilis pada tahun 1994.


Setelah merilis ART OF LIFE, mereka merilis salah satu lagu X JAPAN yang paling populer, "Tears" dalam bentuk single. Lagu ini dimainkan di beberapa acara TV dan ketika konser X JAPAN Returns. Di tahun yang sama, X juga merilis sebuah album kompilasi yang memuat single-single populer mereka di saat masih bernama X, dan album kompilasi tersebut diberi nama X Singles.


Walaupun pada saat itu Heath telah bergabung dengan X Japan, tetapi seluruh permainan bass yang terdapat di "X Singles" adalah permainan bass Taiji. Hal ini sengaja dilakukan sebagai penghormatan terhadap Taiji yang telah ikut bersama-sama membesarkan nama X.Di tahun-tahun berikutnya,X JAPAN juga terus merilis album-album kompilasi dengan Taiji diposisi bass untuk menghormatinya.


Pada 10 Juli 1994 mereka merilis single lain, "Rusty Nail". Lagu ini langsung berada di peringkat 1 Oricon Chart di minggu pertama perilisannya, poster sampul single ini ditempel di sepanjang jalanan di Harajuku. Pada tanggal 20-22 Mei 1994, X JAPAN berpartisipasi pada event "Aoniyoshi Great Music Experience". Di event tersebut, X JAPAN tampil bersama Roger Taylor (Queen) dan artis-artis internasional lainnya. Pada tanggal 30 dan 31 Desember 1994, mereka menggelar konser "Aoi Yoru~Shiroi Yoru" di Tokyo Dome dan membawakan lagu baru berjudul "Dahlia", "Scars"(SCARS on melody), dan"Longing". Demo tape Longing dibagikan kepada beberapa orang saat konser. Semua lagu yang disebut tadi dimasukkan ke dalam album terakhir mereka, Dahlia.


Perpecahan band (1996-1997)


Pada bulan November 1995, X JAPAN menggelar Dahlia Tour 1995-1996 bersamaan dengan dirilisnya album kelima mereka DAHLIA. Pada tanggal 30 dan 31 Desember 1995, mereka menggelar Dahlia Tour on Tokyo Dome untuk menyambut tahun baru. Pada 13 Maret 1996, pada konser di Nagoya Rainbow Hall, Yoshiki kembali pingsan dikarenakan cara bermain drum yang ekstrim. Sejak saat itu Yoshiki diwajibkan oleh dokternya untuk mengenakan penyangga leher disaat bermain drum dikarenakan otot pada lehernya mengalami cedera.


Setelah Dahlia Tour Final 1996, di saat X Japan mencapai puncak kesuksesannya, Toshi mengatakan pada Yoshiki bahwa dia ingin mengundurkan diri dari X JAPAN. Karena Toshi sudah menjadi vokalis sejak band ini masih bernama "Noise" dan dia juga sudah menjadi icon dari X Japan, sangatlah mustahil untuk mengganti posisi Toshi. X JAPAN (tanpa Toshi) mengumumkan perpecahan band mereka saat konferensi pers tanggal 22 September 1997.


Toshi terlibat semacam sekte, berhubungan dengan alam dan terapi musikal, dipimpin oleh seseorang bernama Masaya. Banyak yang menyatakan bahwa inilah alasan sebenarnya Toshi mundur dari X Japan. Toshi lalu melanjutkan untuk bersolo karier,dia berkata bahwa Masaya telah menjadi sumber inspirasi barunya dalam bermusik. Banyak desas-desus yang bermunculan mengenai keterlibatan Toshi dan sekte yang dipimpin Masaya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Toshi telah di cuci otak. Dikatakan bahwa Toshi sempat berkelahi dengan adiknya karena Toshi telah menghabiskan banyak uang untuk sekte yang dipimpin Masaya. Hal ini dibantah Toshi karena Toshi mengatakan ia bertemu dengan Masaya setelah Toshi keluar dari band, dan Masaya juga hanyalah seorang pemusik biasa. Teori yang lain adalah karena Toshi telah menemukan "kebahagiaan" setelah ia menikah dan musik X sangatlah berbeda dengan dirinya sekarang (musik X JAPAN dominan berisi tentang kesedihan, kebencian dan insanity, yang bertolak belakang dengan diri Toshi setelah menikah). Alasan sebenarnya Toshi meninggalkan Band pada saat itu masih menjadi misteri. Pada tanggal 31 Desember 1997, X Japan menyelenggarakan konser terakhirnya di Tokyo Dome, The Last Live.


The Last Live


Konser terakhir dari X Japan ini nampak seperti copy dari konser Dahlia Tour Final 1996, tetapi pergulatan emosi yang terjadi antara para personil dengan para fans di konser ini jauh sangat besar. Di lagu-lagu yang dimainkan menjelang konser berakhir seluruh fans menangis, terutama di 4 lagu terakhir.

Berkas:Xjapanlast.jpg

X Japan di akhir konser The Last Live


Di lagu "Forever Love" Toshi berpelukan dengan Yoshiki sambil menangis, hal yang sebenarnya ingin dilakukan Yoshiki saat ia menghampiri Toshi adalah memukul Toshi, tetapi ia tidak jadi melakukannya karena teringat bahwa mereka berdua adalah sahabat baik (mereka berteman sejak mereka masih duduk di bangku TK), karena itu Yoshiki lebih memilih untuk memeluk Toshi saat Toshi merangkulnya.


Sesaat sebelum lagu "Endless Rain" dimulai, Yoshiki menangis saat ia berterima kasih terhadap para personil X JAPAN dan seluruh fans. Di awal lagu, hide juga sempat tidak kuat menahan kesedihan dan menangis.


Disaat "The Last Song" selesai dinyanyikan (dimana semua penonton telah menangis), lagu "Tears" diputar dan layar besar di panggung menampilkan cuplikan-cuplikan perjalanan X Japan dari saat mereka masih sebuah band indie kecil sampai menjadi band nomor satu se-Jepang.


Di DVD The Last Live, Yoshiki memotong 3 buah lagu terakhir (Curtain call~Say Anything, The Last Song, dan Epilogue~Tears). Hal ini dikarenakan Yoshiki tidak pernah menginginkan X Japan bubar (jika konser berakhir maka itu berarti X Japan telah bubar). Karena itu Yoshiki memutuskan agar rekaman The Last Live menjadi sebuah konser yang tidak pernah berakhir (dalam versi DVD, konser selesai di lagu "Endless Rain"). Selain itu di konser "The Last Live" terdapat 2 buah Closing S.E. yang dipotong sama sekali oleh Yoshiki (tidak terdapat di DVD, maupun CD album "Last Live") yaitu "Unfinished" dan "Forever Love~Last Mix".

Setelah Bubar(1998-2006)

Setelah X Japan bubar, hide melanjutkan solo kariernya dengan band yang dibentuknya hide with Spread Beaver. Pata ikut serta membantu hide. Pata dan heath bergabung dengan DopeHEADz sampai band tersebut bubar di tahun 2003. Heath lalu bersolo karier di band Lynx, dan Pata di band Ra:IN.

Toshi pergi ke tempat terpencil bersama Masaya, ia mengembangkan musik mereka untuk menolong orang-orang sakit. Dia diberitakan di tahun 2004 bahwa ia telah menyiksa anak-anak dan mencuci otak mereka untuk menuruti perintahnya. Toshi, dalam situsnya, mengatakan bahwa itu semua adalah bohong, dia mengatakan bahwa ia dan Masaya tidak akan pernah menyakiti orang-orang.

Yoshiki dan hide dipercaya berencana membangkitkan kembali X di tahun 2000, dan mencari seseorang untuk menggantikan posisi Toshi. Sebuah tragedi besar menyebabkan hal ini tidak akan pernah terjadi saat hide meninggal pada tanggal 2 Mei 1998, setelah malam sebelumnya ia mabuk-mabukan. hide ditemukan tergantung di gagang pintu kamar mandinya dengan sebuah handuk melilit lehernya. Berita ini mengejutkan seluruh Jepang;4 orang fans memutuskan untuk bunuh diri karena tidak rela hide meninggal, 2 diantaranya meninggal. Banyak spekulasi yang bermunculan mengenai meninggalnya hide. Bunuh diri ataukah kecelakaan semata, tetapi sama sekali tidak ada motif bagi hide untuk bunuh diri. Ada yang mengatakan lirik lagu "Pink Spider" yang singlenya dijadwalkan dirilis tanggal 3 Mei 1998 (sehari setelah meninggalnya hide)adalah semacam "pesan kematian" atau semacamnya. Taiji, dalam buku yang ditulisnya(berjudul "X no Sei to Shi:Uchuu wo Kaeru tomo e" atau "Death and Life of X:To My Friends Who Flies Through Universe") mengatakan bahwa seluruh personil X Japan memiliki kebiasaan untuk mengikatkan handuk ke leher dan bahu mereka setelah selesai show. Kemungkinan hide berniat melakukan hal tersebut, tetapi karena mabuk ia malah terjatuh (hal yang sangat mungkin terjadi karena hide sedang berada di kamar mandi) dan tidak kuasa untuk melepaskan handuk yang melilit lehernya. Hal ini merupakan hal yang paling disetujui oleh fans-fans hide, mengenai kematian hide. Pada tanggal 5 Mei 1998, digelar upacara pemakaman hide. X Japan memainkan lagu "Scars" dan "Forever Love" di upacara pemakamannya. Taiji juga datang ke pemakaman hide. Ini adalah pertama kalinya Taiji bertemu kembali dengan para personil X Japan setelah ia keluar dari Band tersebut.


Shock karena meninggalnya hide, Yoshiki mendapat depresi yang sangat berat selama hampir 3 tahun, dia tidak bisa bermain atau mengarang musik lagi.


Di akhir tahun 2000, Yoshiki pulih, dan ia mengumumkan proyek barunya Violet UK, sebuah proyek yang mencampurkan unsur musik dengan visual dan seni. Di tahun 2002 dia memproduseri dan membintangi iklan sebuah toko 7-Eleven, menggunakan musik Violet UK dan beberapa konsep untuk hal tersebut. Sayangnya, tidak banyak musik Violet UK yang dirilis ke pasaran. Di tahun yang sama, Yoshiki mengumumkan bahwa ia akan bergabung dengan band J-POP Globe, untuk membantu teman lamanya,Tetsuya Komuro (di tahun 1991 mereka berkolaborasi dengan nama V2, dengan Yoshiki di posisi drum, sedangkan Komuro di keyboard dan vokal).


Awal tahun 2007, Yoshiki mengumumkan bahwa ia akan membentuk band yang beranggotakan 5 orang personil, sampai saat ini baru ada 4 orang yang pasti bergabung dengan band tersebut yaitu: Gackt (ex. vokalis Malice Mizer) di posisi vokal, Sugizo (ex. Gitaris Luna Sea) di posisi gitar, Miyavi (ex. gitaris Due'le Quartz) diposisi gitar, dan Yoshiki di posisi drum dan piano, sedangkan pada posisi Bass, diisi Ju-Ken (bassis GacktJob) tetapi hanya sebagai additional. Pada tanggal 25 May 2007, Yoshiki mengumumkan berdirinya band bernama S.K.I.N..


Di tahun 2007,Heath baru saja merilis album solo ketiganya yg berjudul "Desert Rain" dan Taiji kembali bersolo karier dengan band barunya "Otokaze" yang ia bentuk bersama adik perempuannya.


Pada tanggal 11 Februari 2007, di Blog-nya Toshi mengatakan bahwa ia dan Yoshiki sudah menyelesaikan lagu baru dari X JAPAN yang bejudul "Without You". Di bulan itu juga, pengumuman mengenai konser reuni X JAPAN untuk merayakan 25 tahun berdirinya X JAPAN diumumkan oleh Yoshiki dan Toshi di blog mereka masing-masing.


X JAPAN juga dikabarkan tampil dalam acara NHK Kouhaku Utagassen pada tanggal 31 December 2007. Selain itu X JAPAN juga menyumbangkan sebuah lagu baru sebagai soundtrack untuk film "SAW IV" yang berjudul "I.V.".

Kembalinya X JAPAN


Setelah hampir 10 tahun bubar,X JAPAN kembali melakukan pertunjukkan perdananya di hadapan publik pada saat pengambilan gambar untuk PV terbaru mereka,"I.V.",di Odaiba Aqua City pada tanggal 22 Oktober 2007.


Sekitar 10.000 fans mendatangi Aqua City untuk menyaksikan kemunculan kembali X Japan.Ke-empat personil X Japan muncul di panggung untuk melakukan PV shooting,terlihat diatas panggung terdapat sebuah ruang kosong,dimana disana ditempatkan sebuah gitar milik mendiang hide. Di acara tersebut,Yoshiki mengumumkan bahwa X JAPAN akan menggelar konser di Tokyo Dome pada musim semi 2008.


Pada tanggal 20 Januari 2008 X JAPAN digelar konferensi pers mengenai Konser Reuni X JAPAN dan sebuah live tribute untuk hide.


Rangkaian Konser "I.V.~Towards Destruction" diadakan pada 28, 29, 30 Maret 2008. Konser ini merupakan konser kembalinya X JAPAN. Pada konser ini terdapat 3 orang guest guitarist,antara lain Richard Fortus ([[Gun’s n Roses)]), Wes Borland (ex-Limp Bizkit) dan Sugizo (Luna Sea).Konser ini dihadiri oleh 150 ribu fans dari seluruh dunia, dan menghabiskan biaya 2,5 Milyar Yen. Awalnya konser ini direncanakan hanya sebanyak 2 hari saja, tetapi karena banyaknya fans yang tidak kebagian tiket maka Yoshiki memutuskan untuk menambahkan 1 hari lagi pada rangkaian konser ini.Bagian sound gitar hide, masih diisi oleh hide sendiri menggunakan rekaman permainan gitarnya dan layar besar dipanggung juga menampilkan sosok hide.Di konser ini juga, X JAPAN untuk pertama kalinya memainkan 2 buah lagu baru mereka, "Without You" dan "I.V.".


Pada konser hari pertama,Destruction Night,Yoshiki pingsan disaat memainkan Art of Life.Lagu tersebut terhenti tepat sebelum dimulainya bagian Piano Solo, pada lagu tersebut juga dimunculkan hologram dari mendiang hide untuk turut serta "bermain" dalam konser tersebut. Pada konser hari kedua, Reckless Night, X JAPAN bermain dengan 3 orang guest gitaris disaat memainkan lagu "X". Di konser ini juga terdapat pertunjukkan dari solo project Yoshiki, Violet UK. Pada konser hari terakhir, Creation Night, X JAPAN kembali bermain dengan 3 orang guest gitaris disaat memainkan lagu "Orgasm" dan "X", juga terdapat pertunjukkan dari Violet UK, dan X JAPAN kembali memainkan Art of Life bersama dengan hologram mendiang hide (dimulai dari bagian piano solo).


Di konser Towards Destruction, Toshi menceritakan mengenai pengalaman dirinya selama sepuluh tahun terakhir dan meluruskan seluruh kesalah pahaman mengenai dirinya yang beredar diantara fans. Toshi menjelaskan di blog-nya mengenai healing music yang dia jalani, memberi penjelasan mengenai siapa Masaya dan hal yang dia jalani setelah keluar dari X JAPAN, dimana penjelasan Toshi memberikan bukti bahwa isu buruk yang beredar mengenai dirinya adalah salah.


Pada tanggal 3 dan 4 Mei 2008 diadakan "hide Memorial Summit",sebuah pesta musik yang diadakan untuk mengenang 10 tahun meninggalnya hide. X JAPAN bermain pada tanggal 4 Mei, ditampilkan juga clip-clip kenangan tentang hide di live X JAPAN tersebut. Hide Memorial Summit diisi oleh banyak band besar, antara lain Dir en grey, Luna Sea, dan Versailles.


Setelah hide Memorial Summit,kondisi tubuh Yoshiki kembali memburuk.Hal ini dikarenakan penyakit hernia pada leher Yoshiki kembali kambuh dikarenakan pada konser Towards Destruction dan hide Memorial Summit, Yoshiki tidak memakai penyangga leher seperti yang diperintahkan dokternya.


Hal ini menyebabkan jadwal World Tour X JAPAN, antara lain di Paris; Madison Square Garden,New York; dan Taipei World Center,Taiwan diundur sampai kondisi tubuh Yoshiki membaik.

Live show

X Japan dikenal selalu melakukan pertunjukkan live yang spektakuler. Di tahun 1982 (saat band baru terbentuk) mereka sering tampil di festival-festival budaya dan beberapa pesta, hal ini menyebabkan X Japan dengan cepat mempunyai banyak fanbase.


Sehari setelah peluncuran album pertama mereka,Vanishing Vision,mereka menggelar konser di Tokyo Nakano Kohkaido, mereka juga sudah memulai tur pertama mereka, Vanishing Tour. Di tahun 1989 mereka menggelar tur di beberapa kota,Blue Blood Tour, tur itu untuk mempromosikan album baru mereka, Blue Blood. Tur ini sukses luar biasa.


X Japan merilis album ketiga mereka pada tanggal 1 Juli 1991. Pada bulan Januari 1992, mereka menggelar konser di Tokyo Dome selama 3 malam. Konser ini merupakan konser terakhir Taiji. Setelah Taiji keluar dari band, X Japan berhenti melakukan tur, karena mereka sedang mencari Bassis untuk menggantikan posisi Taiji. Di tanggal 30-31 Desember 1993, mereka melakukan Tokyo Dome Live pertama mereka dengan Heath diposisi bass. Konser tersebut diberi nama X Japan Returns, karena sejak tahun 1992 mereka tidak pernah menggelar konser lagi. Konser selama dua hari itu sukses besar, Tokyo Dome dipenuhi oleh para fans.


Di awal tahun 1995, X Japan mulai memainkan lagu-lagu baru di beberapa acara televisi Jepang seperti Music Station (dan acara spesial tahunan Super Live) dan Hey!Hey!Hey! Music Champ. Pada bulan November tahun itu, mereka menggelar Dahlia TOUR (untuk mempromosikan album terakhir mereka, DAHLIA). Tur tersebut selesai di 2 hari terakhir tahun itu di Tokyo Dome. Akhirnya, karena perpecahan di band, X Japan menggelar konser terakhir mereka pada tanggal 31 Desember 1997, The Last Live.


Trivia

Mantan Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi menyatakan bahwa ia adalah penggemar berat X Japan. Ia berkata bahwa musik-musik X Japan telah mengubah cara berpikirnya sebagai seorang politisi, dan juga mengubah pandangannya mengenai masyarakat Jepang. Lagu yang paling disukai Junichiro Koizumi adalah lagu "Forever Love".

X Japan merupakan influence terbesar bagi banyak band-band Visual Kei lainnya. Ruki (Death Voice The Gazette) bahkan berkata bahwa X Japan merupakan band yang pertama ia saksikan.

hide,merupakan orang yang sangat dihormati oleh banyak J-Rocker.Banyak juga J-Rocker yang memutuskan untuk menjadi seorang J-Rocker karena terinspirasi oleh hide, antara lain adalah Hitsugi (gitaris Nightmare), Hiroto (gitaris Alice Nine), Takehito (gitaris Ayabie),dan Intetsu (bassis Ayabie).

Pertemuan pertama Yoshiki dengan hide adalah ketika X dan Saver Tiger (band hide sebelum X Japan) ikut berpartisipasi dalam pembuatan album kompilasi "Heavy Metal Force III",selain itu lagu "Sadistic Desire" milik X Japan aslinya merupakan lagu milik Saver Tiger yang berjudul "Sadistic Emotion",selain itu "Love Replica" juga merupakan sebuah demo yang aslinya milik Saver Tiger(kedua lagu tersebut diciptakan oleh hide).

Di masa Indies mereka, X bukanlah satu-satunya band yang bergaya Visual kei, band Saver Tiger hide juga bergaya Visual Kei. Hal ini mungkin disebabkan karena hide juga mengidolakan KISS, sama seperti Yoshiki,selain itu Taiji dan Jun (keduanya mantan personil X) dulunya membentuk band Visual kei bernama "Dementia",ketiga band tersebut mempunyai julukan "Three Kantou Trash Band".

X mempunyai sebuah permainan video untuk konsol Sega Saturn yang berjudul "X-Japan Virtual Shock 001". Dalam permainan ini, pemain bertugas sebagai fotografer untuk memfoto kegiatan-kegiatan personil X Japan di atas dan di belakang panggung.

Judul lagu DAHLIA merupakan sebuah akronim dari kata-kata yang muncul di penghujung lagu,yaitu:


"Destiny, Alive, Heaven, Love, Innocence, Always, Destroy, Aftermath, Hell, Life, Infinite" , Amethyst (kata terakhir tidak dimunculkan didalam lagu,tetapi tedapat di hidden track album solo Yoshiki,Eternal Melody II).

Ciri khas dimainkannya lagu "Kurenai" adalah seluruh panggung diselimuti cahaya berwarna merah pekat (kurenai).

Lagu "Tears" dari X Japan dijadikan soundtrack sebuah film Korea berjudul "Windstruck".

X Japan mempunyai grup orkestra yang khusus membawakan lagu-lagu milik X Japan,yaitu X Orchestra.

Hanya di Single "The Last Song"-lah dapat dilihat rekaman lagu "The Last Song" di konser The Last Live yang dipotong oleh Yoshiki.

Tagline X Japan adalah "Psychedelic Violence Crime of Visual Shock", sedangkan tagline sebelumnya adalah "Sexy Scandal Love Violence"

Hampir 90% lagu-lagu X Japan diciptakan oleh Yoshiki, hal ini dikarenakan hampir seluruh personil X Japan berpikir betapapun bagusnya mereka membuat sebuah lagu, akan tetap lebih bagus lagu buatan Yoshiki.Hanya hide-lah satu-satunya personil X Japan yang berani memberi kritik terhadap lagu yang diciptakan Yoshiki, hal ini menyebabkan Yoshiki merasa sangat "kehilangan" saat hide meninggal.

Lagu X Japan yang berjudul "Rose of Pain" bercerita tentang Ratu Elizabeth Bathory (Prancis,abad XVI & XVII) yang gemar membunuh para warganya lalu mandi dengan darah mereka,hanya untuk menjaga kecantikannya.

Para personil X pernah bertukar-tukar posisi saat memainkan lagu 20th Century Boys, formasinya antara lain: Toshi (drum), Yoshiki (gitar), hide (vokal), Taiji (gitar), Pata (bass)

Lagu X Japan yang berjudul X dijadikan soundtrack movie anime X

Tidak seperti PV X Japan yang lain,promotional video untuk lagu "Rusty Nail" adalah sebuah anime

Cover demotape pertama X Japan "I'LL KILL YOU" menggambarkan foto para korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di saat Perang Dunia II

I.V. ,dapat berarti 22 November(I=abjad ke 11,V=abjad ke 22) yaitu hari dimana X JAPAN menyatakan bubar(22 November 1997),juga dapat berarti X Japan yang kini hanya tinggal mempunyai 4 personil,selain itu IV merupakan angka romawi dari 4 (seri SAW dimana I.V. dijadikan soundtrack).Namun berdasarkan Yoshiki, pada saat dia memberikan judul lagu tersebut, yang ada dipikirannya arti dari I.V. adalah 'Intravenous' (Infus), dan tidak ada arti yang lainnya. Yoshiki sendiri terkejut karena ternyata I.V. dapat memiliki banyak arti.


PenghargaanTahun Penghargaan

1989 -Nihon Yuusen Daishou Yuushuu Shinjin Shou (Best new artist with talent of Japan)

-Zen Nihon Yuusen Daishou Yuushuu Shinjin Shou (Best new artist with talent of all Japan)

-Oricon 89 Nendo Recording Sell Single Shinjin Bumon Dai Ichii (Oricon first place in singles selling)

-Record Awards- Best Song (Automatic)

1990 -Dai Yonkai Nihon Gold Disc Taishou Best Artist Shou (Japan Gold Disc - Artist of the Year)

1991 -Nihon Yuusen Daishou Yuusen Ongaku Yuushuushou

1992 -Nihon Gold Disc Daishou Shinjin Shou



Personil


Final

Yoshiki (Yoshiki Hayashi) - Drum, Piano

Toshi (Toshimitsu Deyama) - Vokal

Pata (Tomoaki Ishizuka) - Gitar(1987 - )

Heath (Hiroshi Morie) - Bass(1992 - )

Sugizo (Sugihara Yasuhiro) - Gitar (2009 - )


Mantan personil

Taiji (Sawada Taiji) - bass(1986-1992)

Hide (Hideto Matsumoto) - Gitar(1987-1997-meninggal)


Mantan personil (era Indie)

Jun/Shu (Hisashi Takai) - gitar (1985, 1986)

Hikaru - bass (1986)

Atsushi (Atsushi Tokuo) - bass (1985)

Eddie - gitar (1985)

Hally (Yoshifumi Yoshida) - gitar (1985)

Isao - gitar (1987)

Kerry - gitar (1986)

Satoru - gitar (1986)

Terry (Yuji Izumisawa) - gitar (1983-1985)

Tomo (Tomoyuki Ogata) - gitar (1984-1985)

Zen (Zenon) - gitar (1985-1986)


Diskografi


Album studioJudul Album Tanggal Rilis Label

Vanishing Vision 14 April 1988 Extasy Records

Blue Blood 21 April 1989 CBS Sony

Jealousy 1 Juli 1991 Sony Records

Art of Life 28 Agustus 1993 Atlantic Records

Dahlia 4 November 1996 Atlantic East West Japan



Multimedia


Permainan video

X-Japan Virtual Shock 001 (Sega Saturn)


Video

Sexy Scandal Love Violence (1987.08.XX)

XCLAMATION (1988.XX.XX)

ThanX ~愛をこめて~ (1989.03.16)

Bakuhatsu Sunzen GIG|Blue Blood TOUR 爆発寸前 (Bakuhatsu Sunzen) GIG (1989.06.01)

刺激 (Shigeki) VISUAL SHOCK VOL. 2 (1989.12.31)

CELEBRATION VISUAL SHOCK VOL. 2.5 (1990.09.01)

刺激 (Shikegi) 2 ~夢の中にだけ生きて~ VISUAL SHOCK VOL. 3 (1991.09.30)

SAY ANYTHING ~X BALLAD COLLECTION~ VISUAL SHOCK VOL. 3.5 (1991.12.21)

無敵と書いてEXTASYと読む!! ~EXTASY SUMMIT 1991 AT NIPPON BUDOKAN~ (1992.02.21)

On The Verge of Destruction ~ Hametsu ni Mukatte ~ Visual Shock Vol. 4|破滅に向かって 1992.01.07 TOKYO DOME LIVE VISUAL SHOCK VOL. 4 (1992.11.01)

EXTASY SUMMIT 1992 ~みんな無名だった、だけど・・・無敵だった~ (1993.05.10)

X CLIPS (1995.01.01)

Dahlia THE VIDEO VISUAL SHOCK #5 PART I (1997.01.01)

Dahlia THE VIDEO VISUAL SHOCK #5 PART II (1997.03.05)

Dahlia TOUR FINAL 1996 (1997.10.29)

X Japan Clips II|X Japan CLIPS II (2001.10.24)

THE LAST LIVE VIDEO (2002.03.29)

Art of Life 1993.12.31 TOKYO DOME (2003.09.24)

Aoi Yoru 1994.12.30 Tokyo Dome 2 Days Live (2007.07.25)

Shiroi Yoru 1994.12.31 Tokyo Dome 2 Days Live (2007.07.25)

Aoi Yoru-Shiroi Yoru 1994.12.30-31 Tokyo Dome 2 Days Live Limited Edition DVD Box (2007.07.25)

X JAPAN RETURNS 1993.12.30 Tokyo Dome 2 Days Live (2008.02.29)

X JAPAN RETURNS 1993.12.31 Tokyo Dome 2 Days Live (2008.02.29)

X JAPAN RETURNS 1993.12.30-31 Tokyo Dome 2 Days Live Limited Edition DVD Box (2008.02.29)

X VISUAL SHOCK BOX SET 1987-1992 (2008.07.23
Read More � X-Japan

Do As Infinity

12.26.2010

| 0 comments
 Do As Infinity atau di singkat dengan D.A.I.. Do As Infinity adalah sebuah band jepang populer yang memulai debutnya pada tanggal 29 September 1999 dengan merilis single pertama yang berjudul "Tangerine Dream". Kadang-kadang nama mereka disingkat menjadi DAI dikarenakan DAI didirikan oleh Dai Nagano yang berprofesi sebagai gitaris band dan seorang komposer. Dengan dirilisnya Album "A-side Compilation album Do The A-side, datang berita mengejutkan yang menyatakan bahwa Do As Infinity menyatakan bubar pada tanggal 29 September 2005. dalam karier mereka selama 6 tahun telah menghasilkan 6 akbum.21 single, tujuh album kompilasi dan 8 DVD Live mereka. pada tanggal 29 september 2008 , D.A.I yang dulu telah bubar kini telah kembali dengan formasi baru. Formasi baru D.A.I ini telah merilis single pertama mereka dengan judul "-1" pada bulan juni 2009.

Awal Mula Do As Infinity terbentuk..
sejarah dimulai ketika memasuki tahun 1999,dimana Dai Nagano bekerja sebagai komposer untuk sebuah band amatir. Perusahaan yang menaungi Nagano mengalami kebangkrutan,tidak membuat dia menyerah. ia tetap menyusun beberapa lagu dan rekaman musiknya. Nagano menawarkan rekaman demonya ke Lima puluh perusahaan rekaman di jepang... (Wow banyak amat perusahaan rekaman di jepang ya,,,,beda banget di indonesia... :D )... upss,,, ada iklan... mari saya lanjutkan.. :D. Setelah menawarkan rekaman demonya kebanyak perusahaan rekaman,akhirnya Nagano di sewa oleh salah satu perusahaan terbesar di jepang yang bernama Avex Trex. Di avex trex,Nagano bekerja sebagai komposer. dan dia segera diberi tugas untuk menulis lagu untuk duo diva jepang yaitu Ayumi Hamasaki dan Hitomi.

Sambil menjadi komposer,Nagano melakukan audisi untuk membentuk band sendiri. Nagano melakukan audisi dadakan dan ia memilih Tomiko van sebagai vokalis,dan Ryo Owatari sebagai gitaris. Pada tanggal 29 September 1999, trio Nagano,van,dan ryo merilis single pertama mereka yang berjudul"Tangerine Dream" dan mengadakan konser di Shibuya AX. Mereka bertiga tampil hampir setiap hari di sejumlah lokasi. mulai dari 109 shibuya ke Yokohama station sampai di kota-kota lainnya.

Anggota

    * "Van": Tomiko Van (lirik, vokal)
    * "Ryo": Ryo Owatari (lirik, gitar, vokal cadangan)

Mantan anggota

    * "Dai": Dai Nagao (komposisi, gitar)

Produsen

    * "Dai": Dai Nagao (1999-2005)
    * Seiji Kameda (2000-sekarang) (bassis rekaman)

Anggota dibawah ini bukan anggota resmi DAI tetapi mereka lebih terkenal sebagai auditional player DAI ketika DAI melakukan Konser besarnya. Dan dibawah ini nama-nama Anggota Auditional Player Dai :

    * Naoki Hayashibe (gitar)
    * Juni Matsumoto (drum)
    * Kazco Hamano (chorus)
    * Michitaro Shimamoto (gitar bass)(mantan anggota, terus bermain untuk Ai Otsuka)
    * Juni Takase (keyboard)
    * Yoshiyasu Hayashi (gitar bass)

Studio albums dari DAI :

    * Break of Dawn (2000)
    * New World (2001)
    * Deep Forest (2001)
    * True Song (2002)
    * Gates of Heaven (2003)
    * Need Your Love (2005)
    * Eternal Flame (2009)
Read More � Do As Infinity

Ayumi Hamasaki

| 0 comments
Ayumi Hamasaki (浜崎 あゆみ Hamasaki Ayumi lahir di Fukuoka, Jepang, 2 Oktober 1978; umur 32 tahun), atau dikenal sebagai "Ayu" oleh fansnya, adalah seorang penyanyi wanita paling terkenal di Jepang. Ayu dijuluki sebagai "ratu pop Jepang" karena kesuksesannya.[3][4]
Sejak debutnya di tahun 1998 dengan single pertamanya "poker face", sampai saat ini ia telah menjual lebih dari 50 juta kopi album dan single hanya di Jepang saja, belum terhitung di banyak negara lainnya. Ia telah merilis 10 album studio, 47 single, satu mini album, 5 album kompilasi dalam naungan perusahaan rekaman Avex Trax yang telah menghasilkan banyak hits serta menduduki puncak - puncak tangga lagu di Jepang. Ia adalah artis solo dan artis wanita tersukses sekaligus artis kedua tersukses dalam sejarah industri musik Jepang sampai saat ini. Dengan single ke-40nya, "Blue Bird", ia telah memecahkan rekor melampaui angka penjualan single yang mencapai 20 juta kopi.
Dengan perilisan singlenya yang ke 39, "Startin' / Born To Be..." di tahun 2006, Ayumi telah menjadi artis wanita pertama yang mempunyai 32 single yang duduk di nomor 1 tangga lagu Jepang yang terkenal Oricon.
Ayumi juga telah mendapat penghargaan Grand Prix Japan Record Taishou, semacam Grammy Award Jepang 3 kali berturut-turut. Tapi pada tahun 2004 ia menolak penghargaan untuk singlenya "INSPIRE", dikarenakan adanya konflik dalam Avex antara Max Matsuura dengan Tatsumi Yoda. Setelah itu Ayu juga kerap kali menolak penghargaan yang ditujukan untuk dirinya dikarenakan Ayu ingin memberikan kesempatan bagi penyanyi-penyanyi muda lainnya.
Tahun 2007 Ayu mengeluarkan album kompilasi A BEST 2 dalam 2 versi yaitu BLACK dan WHITE. penjualan kedua album di minggu pertama menembus angka 945.000 kopi, dan dengan keluarnya album A BEST 2 ini, Ayumi menjadi artis kedua yang memecahkan rekor penjualan 2 album yang dikeluarkan bersama dan menduduki urutan 1 & 2 setelah 37 tahun tidak ada yang mampu membuat rekor tersebut.

Perjalanan karier

[sunting]Masa kanak-kanak dan merintis karier
Lahir di prefektur Fukuoka, Ayumi Hamasaki dibesarkan oleh ibu dan neneknya. Ayahnya meninggalkan keluarga saat ia masih berusia tiga tahun dan tidak pernah berhubungan lagi dengannya.[5][6] Karena ibunya bekerja untuk menopang keluarga, Ayumi terutama diasuh oleh neneknya.[5]
Saat berusia tujuh tahun, Hamasaki mulai menjadi model pada institusi lokal, seperti bank, untuk menambah penghasilan keluarganya. Ia meneruskan jalur kariernya dengan meninggalkan keluarganya pada umur empat belas tahun dan pindah ke Tokyo sebagai model di bawah agen bakat, SOS.[5] Karier modelingnya tidak berlangsung lama; SOS mengganggapnya terlalu pendek dan memindahkannya ke Sun Music, suatu agen musisi. Di bawah nama "Ayumi", Hamasaki merilis album rap, Nothing from Nothing, pada label Nippon Columbia. Ia dikeluarkan dari label itu karena album itu gagal meraih tangga lagu di Oricon.[7] Setelah kegagalan ini, Hamasaki mulai berakting dan membintangi film B seperti Ladys Ladys!! Soucho Saigo no Hi dan drama televisi Jepang seperti Miseinen, yang kurang mendapat sambutan masyarakat.[6][8] Karena semakin tidak puas dengan pekerjaannya, Ayumi meninggalkan akting dan tinggal dengan ibunya, yang baru saja pindah ke Tokyo.[5]
Awalnya, Hamasaki adalah murid yang baik, mendapat nilai yang bagus di sekolah menengah di Jepang. Akhirnya, ia hilang kepercayaan pada kurikulum itu, berpikir bahwa bidang-bidang yang diajarkan tidak berguna baginya. Nilainya memburuk karena ia menolak untuk memperhatikan pelajaran. Saat berada di Tokyo, ia mencoba melanjutkan studinya di Horikoshi Gakuen, sekolah menengah atas untuk kesenian namun keluar di tahun pertama. Karena Ayumi tidak bersekolah, ia menghabiskan banyak waktunya dengan berbelanja di butik di Shibuya dan berdansa di klub disko milik Avex, Velfarre.[5][6]
Di Velfarre, Ayumi diperkenalkan pada orang yang nanti menjadi produsernya, Max Matsuura, lewat seorang teman. Setelah mendengarkan Ayumi bernyanyi karaoke, Matsuura menawarinya kesepakatan rekaman, namun Ayumi mengira adanya maksud tersembunyi dan ia pun menolak tawaran itu.[6] Matsuura terus berusaha dan berhasil merekrut Ayumi untuk label Avex tahun berikutnya.[6][9] Ayumi mulai berlatih vokal, namun melewatkan banyak kelas setelah mendapati instrukturnya terlalu kaku dan kelasnya menjemukan.[6] Saat ia mengakui hal ini pada Matsuura, ia mengirim Ayumi ke New York untuk melatih vokalnya dengan metode lain. Selama di luar negeri, Ayumi sering surat-menyurat dengan Matsuura dan membuat Matsuura terkesan dengan gaya tulisannya. Saat kembali ke Jepang, Matsuura menyarankan Ayumi untuk menulis lirik lagunya sendiri.[6]
[sunting]1998–1999: Naik daun
Album Ayumi di bawah Avex, A Song for XX (1999), "tidak dianggap":[10] singlenya tidak menjadi hits utama, dan lagu-lagu di album itu, yang dikomposisi oleh Yasuhiko Hoshino, Akio Togashi (dari Da Pump), dan Mitsuru Igarashi (dari Every Little Thing), adalah lagu-lagu pop-rok yang "mencari aman".[10][6] Namun, lirik yang ditulis oleh Ayumi, pengamatan introspektif tentang perasaan dan pengalamannya yang berfokus pada kesendirian dan indivualisme, diterima publik Jepang.[11] Lagu-lagu itu membuat Ayumi mendapat penggemar yang bertambah, dan album yang dirilis itu sukses: menduduki puncak tangga lagu Oricon selama lima minggu dan terjual sebanyak lebih dari sejuta kopi.[12][7][13] Atas prestasinya, Ayumi dianugerahi Penghargaan Piringan Emas Jepang untuk kategori "Artis Baru Terbaik Tahun Ini".[14]
Dengan Ayu-mi-x (Maret 1999), album remixnya yang pertama, Ayumi mulai menjajaki musik di luar pop rok dengan lagu A Song for XX dan mulai memadukan berbagai aliran musik seperti trance, musik dansa, dan orkestra.[10] Dikomposisi oleh Yasuhiko Hoshino dan Dai Nagao (dari Do As Infinity), single itu kemudian dirilis tahun itu yang bernada dansa dan Ayumi mendapat single nomor satu pertamanya ("Love: Destiny") dan penjualan sejuta single pertamanya ("A").[15][16] Album studionya yang kedua, Loveppears (November 1999), tidak hanya menduduki posisi puncak tangga lagu Oricon, album itu juga terjual sebanyak hampir 3 juta kopi.[12] Album itu juga memperlihatkan perubahan pada lirik-lirik Ayumi. Meskipun lirik Loveppears masih berkisar pada kesendirian, banyak lirik yang ditulis dari sudut pandang orang ketiga.[11] Untuk mendukung Loveppears, ia memulai tur pertamanya , Ayumi Hamasaki Concert Tour 2000 A.
[sunting]2000–2002: Puncak kesuksesan
Dari bulan April hingga Juni 2000, Ayumi merilis "Trilogy", seri single yang terdiri atas "Vogue", "Far Away", dan "Seasons". Lirik lagu-lagu ini berfokus pada keputusasaan, cerminan ketidakpuasan Ayumi bahwa dia mengekspresikan dirinya secara menyeluruh pada lirik-liriknya sebelumnya dan rasa malu akan dengan citra publiknya.[17] Sama seperti itu, banyak lagu yang ditulisya pada album berikutnya, Duty (September 2000), melibatkan perasaan kesepian, kekacauan, kebingungan dan beban tanggungjawabnya. Ia menggambarkan perasaannya terhadap tulisan tersebut sebagai "tidak alami" dan "gugup".[5][18] Gaya musiknya juga lebih gelap; kontras dengan Loveppears, Duty adalah album yang dipengaruhi rock dengan hanya satu lagu dansa, "Audience".[5][19] Duty diterima penggemarnya: "Trilogy" menjadi "single hit" ("Seasons" adalah lagu yang terjual sejuta), dan album itu menjadi album terlaris Ayumi.[20][21] Pada penghujung 2000, Ayumi mengadakan konser hitung mundur Tahun Baru pertamanya di Yoyogi National Gymnasium.
Tahun 2001, Avex mendesak Ayumi untuk merilis album kompilasi pertamanya, A Best, tanggal 28 Maret, membuat album itu "bersaing" dengan album studio kedua Hikaru Utada, Distance. "Persaingan" antara dua penyanyi itu (yang diklaim keduanya bahwa hal itu hanya dibuat-buat oleh perusahaan rekaman mereka dan media massa) diperkirakan menjadi alasan suksesnya album-album itu; keduanya terjual lebih dari 5 juta kopi.[22] Untuk mendukung Duty dan A Best, Ayumi mengadakan tur dome Jepang, membuatnya menjadi salah satu artis Jepang "penarik-top" yang mengadakan konser di Tokyo Dome.[23]
I am... (Januari 2002) menandai beberapa batu pijakan bagi Ayumi. Ayumi meningkatkan kendali terhadap musiknya dengan mengomposisi semua lagu di album di bawah nama samaran "Crea"; "Connected" (November 2002) dan "A Song Is Born" (December 2001) adalah perkecualian.[24] I am... juga memperlihatkan evolusi pada gaya lirik Ayumi: hal itu merupakan penarikan mundur dari tema-tema "kesendirian dan kebingungan" pada beberapa lagu-lagu permulaannya.[25] Terdorong oleh serangan 11 September, Ayumi merevisi pandangannya di album I am..., berfokus pada isu seperti keyakinan dan perdamaian dunia. "A Song Is Born", pada khususnya, dipengaruhi langsung oleh peristiwa itu.[25][26] Single itu, duet dengan Keiko Yamada, dirilis sebagai bagian dari proyek nirlaba Avex Song+Nation, yang menyumbangkan uang untuk amal.[27][28][fn 1] Dia juga membatalkan sampul yang direncanakan dan memilih potret dirinya sebagai "dewi perdamaian", ia menjelaskan,
Aku memiliki ide yang berbeda sama sekali tentang sampul tersebut pertamanya. Kamu sidah menyediakan tempat, memutuskan riasan rambut, dandanan dan segalanya. Namum setelah insiden itu, seperti khas diriku, aku tiba-tiba berubah pikiran. Aku tahu saat itu bukan waktunya untuk tampil menyolok, untuk tatanan dan kostum yang ribet. Itu nampak hal yang ganjil dariku, tapi aku sadar apa yang kukatakan dan penampilanku memiliki pengaruh yang besar.[26]
Pandangan yang terinspirasi oleh serangan 11 September berkembang di luar I am.... Tahun 2002 Ayumi mengadakan konser pertamanya di luar Jepang, pada acara MTV Asia music awards di Singapura,[26][29] Suatu gerakan yang diinterpretasikan sebagai permulaan kampanye yang diakibatkan melambatnya pasar Jepang.[30][31] Di acara tersebut, dia menerima penghargaan untuk "Penyanyi Jepang Paling Berpengaruh di Asia".[29] Untuk mendukung album I am..., Ayumi mengadakan dua tur, Ayumi Hamasaki Arena Tour 2002 A dan Ayumi Hamasaki Stadium Tour 2002 A.[32][33] Bulan November 2002, sebagai "Ayu", dia merilis single Eropa pertamanya, "Connected", lagu trance dari album I am... dikomposisi oleh DJ Ferry Corsten. Lagu itu dirilis di Jerman pada label Drizzly.[34] Ayumi terus merilis single-single (semuanya adalah remix dari lagu-lagu yang sebelumnya dirilis) di Jerman pada Drizzly hingga tahun 2004.[34]
Setelah tampil di acara MTV Asia music awards 2002, Ayumi merasa bahwa hanya dengan menulis lirik berbahasa Jepang, dia tidak mampu membawa "pesan-pesan"nya ke negara lain. Menyadari bahwa bahasa Inggris adalah "bahasa global umum", dia menggunakannya untuk pertama kali pada album studionya yang berikutnya, Rainbow (Desember 2002).[35][fn 2][fn 3] Meskipun dia tidak mengkomposisi sebanyak di album I am... (hanya sembilan dari lima belas lagu di album itu), dia masih sangat berperan apda produksinya. Album itu sangat beragam alirannya; Ayumi memasukkan track dengan pengaruh rock dan trip-hop dan juga lagu-lagu "musim panas", "up-tempo" dan "grand gothic" dan bereksperimen dengan teknik baru seperti korus gospel dan sorakan para penonton. Lirik-liriknya juga bermacam-macam: tema di album itu termasuk kebebasan, perjuangan wanita, dan "musim panas yang berakhir sedih".[36] "H", single kedua album itu, menjadi single terlaris tahun 2002.[fn 4][37] Ayumi membintangi film pendek, Tsuki ni Shizumu, yang dibuat sebagai video untuk single ketiga album itu, "Voyage".
[sunting]2003–2006: Turunnya penjualan


Ayumi tampil pada turnya (Miss)understood
Tahun 2003, Ayumi merilis tiga single, "&", "Forgiveness", dan "No Way to Say". Untuk merayakan dirilisnya single ketigapuluhnya ("Forgiveness"), Ayumi mengadakan konser A Museum di Yoyogi National Gymnasium.[38] Album mininya Memorial Address (Desember 2003) adalah album pertamanya yang nantinya dirilis dengan format CD+DVD disamping format CD-only yang biasa, keputusan yang datang dari semakin tertariknya dia pada penyutradaraan video musiknya.[39] Seperti album-album sebelumnya, Memorial Address berada di posisi puncak tangga lagu Oricon dan terjual lebih dari sejuta kopi.[40][41] Penjualan single Ayumi mulai melambat. Meskipun tiga single album itu menduduki posisi puncak tangga lagu Oricon, "&" adalah single terakhir Ayumi yang terjual lebih dari 500.000 kopi[42]
Pada akhir turnya Arena Tour 2003–2004, Ayumi semakin tidak puas dengan posisinya di Avex: dia merasa bahwa perusahaan itu memperlakukanna sebagai produk, bukan orang.[43] Bersama dengan ketidakpuasannya terhadap dua album studio terakhirnya (yang dianggapnya terburu-buru), ini membuatnya mulai mengerjakan album My Story (Desember 2004) lebih awal. Kontras dengan album-albumnya sebelumnya, My Story tidak punya tema setting, Ayumi juga tidak berusaha menulis "sesuatu yang bagus" ataupun "sesuatu yang memberi orang harapan"; dia hanya menulis secara bebas dan jujur.[43][fn 5] Hasilnya, album itu kebanyakan terdiri dari lirik otobiografis tentang emosi dan kenang-kenangan tentang kariernya. Dia mendekati komposisi musik dengan kebebasan yang sama tiap liriknya. Karena dia suka musik rock, album itu dikenal karena nada tambahan rocknya.[44] Dia sangat senang dengan hasilnya hingga dia menyatakan My Story adalah album pertamanya yang dia puas dengannya.[44] Album My Story dan singlenya, "Moments", "Inspire", dan "Carols", semuanya menduduki puncak tangga lagu mingguan Oricon; lebih dari itu, My Story menjadi album terjual sejuta lain.[45][46] Dari Januari sampai April 2005, Ayumi mengadakan tur seluruh Jepang My Story arena tour, tur pertamanya yang berdasarkan pada album.[43]
(Miss)understood (Januari 2006), album studio Ayumi ke tujuh, menunjukkan arahan musikal yang baru.[47] Ingin menyanyikan dengan nada seperti grup Sweetbox, Ayumi mendapat izin komposer Sweetbox Roberto "Geo" Rosan untuk menggunakan lagu-lagu demo yang ia maksudkan untuk dipakai dalam album Sweetbox yang akan datang, "Addicted". Dia menyunting lagu-lagu itu agar cocok dengan pandangan pribadinya, menulis ulang lirik itu dan mengaransemen ulang beberapa lagu.[47] Hasilnya musik yang lebih beragam daripada album sebelumnya; (Miss)understood memasukkan musik ballad, funk, pop-dansa, R&B, dan lagu rock.[48][49] Semua single di album (Miss)understood mencapai puncak tangga lagu Oricon; "Bold & Delicious" menjadi single nomor satu Ayumi yang keduapuluhlima, menyamai rekor Seiko Matsuda untuk single paling nomor satu oleh artis wanita solo.[50] Walaupun (Miss)understood juga mencapai puncak tangga lagu itu, Oricon menyatakan bahwa ia terjual kurang dari sejuta kopi-hal yang dicapai album studio Ayumi yang pertama.[51][fn 6][fn 7] Untuk mendukung album itu, Ayumi mengadakan Tur arena (Miss)understood, yang berlangsung tiga bulan dengan tiga puluh konser, dari Saitama pada 11 Maret, 2006 sampai ke Yoyogi pada 11 Juni 2006.[53]
"Rahasia", yang memang semestinya, adalah tema album studio Ayumi ke delapan, Secret (November 2006).[54] Album itu juga mengeksplorasi figur wanita kuat, cinta, dan kesedihan; lagu-lagu yang menggambarkan perjuangan sang artis dan ditulis untuk menyemangati perempuan.[55][fn 8] Meskipun Secret mulanya dimaksudkan menjadi album mini, Ayumi "mulai penuh dengan hal yang ingin dikatakan" sembari memproduksi album itu dan menulis lima lagu lagi.[55][fn 9] Album itu kebanyakan terdiri dari lagu rock dan ballad; untuk melengkapinya, Ayumi bereksperimen dengan teknik vokal yang baru.[54] Dua single album itu, "Startin'" dan "Blue Bird", meneruskan tanda single nomor satunya: "Startin'" menjadi yang ke duapuluhenam, menjadi rekor baru untuk single paling nomor satu yang didapat artis wanita solo.[56] Album itu juga meraih posisi puncak tangga lagu mingguan Oricon, menjadikan Ayumi satu-satunya artis dengan album studi nomor satu sebanyak delapan kali berturut-turut.[57] Akan tetapi, penjualannya terus menurun: menurut Oricon dan RIAJ, Secret gagal terjual sejuta kopi.[51][58]
[sunting]2007–sekarang: Menembus pasar di luar Jepang


Ayumi tampil membawakan lagu "Part of Me" di Tur Asia pertamanya
Pada tanggal 28 Februari 2007, Ayumi merilis A Best 2, sepasang album kompilasi yang terdiri dari lagu-lagu dari album I am... hingga (Miss)understood. Dua versinya, White dan Black, muncul pada posisi pertama dan kedua pada tangga lagu mingguan Oricon, membuat Ayumi artis wanita pertama dalam tiga puluh tahun yang memegang dua posisi puncak pada tangga album Oricon manapun.[59] Di akhir tahun 2007, sepasang album itu masing-masing menjadi album terlaris kelima dan ketujuh tahun itu.[60]
Untuk mendukung A Best 2 dan Secret, Ayumi mengadakan Tour of Secret selama empat bulan dari Maret sampai akhir Juni. Itu adalah tur internasional pertamanya, dan selain tampil di Jepang, ia juga tampil di Taipei, Shanghai, dan Hong Kong.[61] Basis penggemar luar negerinya sudah sangat mengantisipasi konser ini, dan tiket untuk penampilannya di Taipei dan Hong Kong terjual habis kurang dari tiga jam.[62][63]
Tidak seperti yang sebelumnya, tulisan di album studio Hamasaki ke sembilan, Guilty (Januari 2008), bukan pengalaman emosionalnya, juga tidak punya tema setting. Namun, dia mengatakan kemudian bahwa track album tersebut muncul untuk membawakan suatu cerita.[18] Kebanyakan lagu-lagunya gelap album itu dikenal karena kesan rocknya.[18][19] Ia terdiri dari beberapa track dansa upbeat dan balada, meskipun yang kedua juga bernada tambahan rock.[64][65] Posisi teratas Guilty berada pada posisi nomor dua di tangga lagu Oricon, membuatnya album studio Ayumi yang pertama kalinya tidak mencapai posisi puncak.[fn 10][68] Namun, single Ayumi berformat digital, "Together When...", dan single "Glitter / Fated" dan "Talkin' 2 Myself", mencapai posisi puncak pada tangga lagunya masing-masing.[69][70][71] Film pendek, Distance Love, digunakan sebagai video musik dari lagu "Glitter" dan "Fated". Film yang syutingnya di Hong Kong itu, juga dibintangi aktor Hong Kong Shawn Yue sebagai daya tarik romantis Ayumi.[72] Guilty kemudian dirilis sebagai album digital di dua puluh enam negara di luar Jepang, sembilan belas diantaranya di negara Barat. Hal itu, bersama dengan keputusan Ayumi untuk menggandeng DJ Barat seperti Armand van Helden untuk album remixnya tahun 2008 Ayu-mi-x 6: Gold dan Ayu-mi-x 6: Silver, diinterpretasikan sebagai langkah pertamanya menuju pasar global.[73]
Bulan april 2008, untuk merayakan sepuluh tahun harijadinya di Avex, Ayumi merilis single "Mirrorcle World"; menembus puncak Oricon, sehingga Ayumi menjadi satu-satunya artis solo yang punya single nomor satu tiap tahun selama sepuluh tahun berturut-turut.[15] Ayumi juga mengadakan tur Asianya yang kedua, Asia Tour 2008: 10th Anniversary, untuk merayakan hari jadi kesepuluhnya. Dari bulan April hingga Juni, dia tur di Jepang, mengadakan tujuh belas konser. Dan lagi Taiwan, Hong Kong, dan Shanghai menjadi tujuan luar negerinya setelah penampilan dalam negerinya.[74] On September 10, 2008, Hamasaki released A Complete: All Singles, a compilation album that includes the A-sides of all her singles along with previously unreleased footage from her A-nation concerts.[75]
Album studionya yang kesepuluh, Next Level, akan dirilis tanggal 25 Maret 2009 dalam beberapa format: CD, CD+DVD, 2CD+DVD dan USB flash drive dua gigabyte.[76][77] Edisi flash drive diharapkan seharga ¥6800 (sekitar USD$75).[76] Single pertama, "Days/Green" (Desember 2008), menjadi single Ayumi nomor satu yang lain. Single kedua, "Rule/Sparkle", dirilis 25 Januari 2009;[78] "Rule" akan dipakai sebagai lagu tema internasional unuk film Dragonball Evolution yang akan datang.[79]
[sunting]Citra dan keartisan

Majalah Time mencatat bahwa Ayumi tidak memiliki bakat seperti gerak dansa Namie Amuro, "pesona supermodel" Hitomi, dan "piroteknik vokal" Hikaru Utada; memang, suara Ayumi yang tinggi sering dianggap melengking, bahkan oleh beberapa fansnya.[31][80] Namun, musiknya kadang-kadang dianggap sebagai gaya dorong utama dalam membentuk tren musik Jepang terkini; hal ini dikaitkan dengan citranya yang terus berubah dan juga lirik yang ditulis sendiri olehnya,[31] meskipun kritik pujian atas strategi pemasaran yang cerdas.[8][31][80] Lirik Ayumi dan citra mendatangkan penggemar yang kebanyakan termasuk Generasi X di Asia, terutama karena "kecantikan yang bertolak belakang atau tidak harmonis" dari busana dan liriknya; busana Ayumi memadukan unsur-unsur Oriental dan Barat, dan lagu-lagunya, yang tidak seperti lagu-lagu penyanyi yang sejaman, semuanya berjudul bahasa Inggris tapi tidak berlirik bahasa Inggris (hingga Rainbow).[31] Kepopuleran musiknya berkembang di luar Jepang;[81] Dia punya "[penggemar] yang lumayan banyak di seluruh Asia" dan salah satu dari sedikit penyanyi Jepang yang albumnya terjual lebih dari 10.000 kopi di Singapura.[82][83] Akan tetapi, tahun 2002, penjualan dalam negeri Ayumi mulai menurun karena pasar Jepang melambat dan meningkatnya pembajakan di Jepang.[84] Sehingga, dia mulai pindah ke pasar Asia tahun 2002, tampil di MTV Asia awards 2002 di Singapura, di "Festival Lagu Asia" di Korea Selatan", dan di konser di Beijing untuk merayakan relasi Cina-Jepang.[85][86] Dengan popularitasnya yang menurun (sebagian karena naiknya popularitas penyanyi lain seperti Kumi Koda), dia memulai usahanya menuju pasar Asia, dimulai dengan tur Asia pertamanya di tahun 2007.[87]
[sunting]Gaya dan pengaruh
Karena pengaruh musiknya yang luas, Ayumi sering dibandingkan dengan Madonna,[88][89] yang dikutip Ayumi sebagai salah satu pengaruhnya,[24] bersama dengan musisi soul Babyface dan En Vogue dan band rock Led Zeppelin dan Deep Purple.[2] Dia juga mengagumi Michelle Branch, Kid Rock, Joan Osborne, Seiko Matsuda, Rie Miyazawa, dan Keiko Yamada;[2][24] pengaruh yang beraneka ragam ini membawa pada keragaman musiknya sendiri.
Ayumi mulai meminta pembuatan remix untuk lagu-lagunya pada awal kariernya, dan hal ini juga mempengaruhi keragaman musiknya.[10] Ditemukan pada banyak rekamannya, remix-remix ini memuat banyak genre musik dansa elektronik yang berbeda termasuk Eurobeat, musik rumah, dan trance, begitu juga genre musik akustik seperti musik klasik dan musik tradisional Cina. Dia menggandeng musisi Jepang dan Barat; diantaranya dia bekerja dengan Above & Beyond, Lamoureux Orchestra dari Perancis,[fn 11] dan ensembel musik tradisional Cina traditional Princess China Music Orchestra.[90]


Penampilan Ayumi langsung seringkali merupakan produksi megah yang menggunakan "barang-barang pementasan berskala besar".[91] Penampilan "Mirrorcle World" di Tur Asia 2008nya menggunakan kapal yang mengapung.
Ayumi telah merilis lebih dari seratus lagu orisinil; dengan lagu-lagu itu dia telah meliputi berbagai aliran musik, seperti dansa, metal, R&B, rock progresif, pop dan klasik.[10] Dia menggunakan berbagai alat musik dan teknik termasuk piano, orkestra, paduan suara gospel, gitar, senar tradisional Jepang, kotak musik dan efek seperti sorakan, tepuk tangan dan bunyi goresan.[10][36] Dia sering merangkul orang lain untuk mengkomposisi; seperti yang dia jelaskan, "Aku bukan profesional; bahkan aku tidak punya pengetahuan dasar dalam menulis musik."[24] Namun, dia mulai mengomposisi melodinya sendiri setelah stafnya gagal mengomposisi nada "M" yang menarik baginya.[5] Ingin memproduksi pekerjaan yang sejalan dengan pandangannya, Ayumi mengambil alih banyak aspek keartisannya.[25][26] I am... merupakan perwakilan dari tahap ini dalam karier Ayumi; dia menyutradarai produksi lagu, video dan karya seninya. Namun, kemudian dalam kariernya, dia mulai mewakilkan banyak tugas , termasuk komposisi, kepada stafnya.[92][fn 12]
Ayumi sering terlibat dalam arahan artistik penampilan langsungnya; yang seringkali merupakan produksi besar-besaran yang menggunakan berbagai peralatan pentas, kostum mewah, dansa koreografi. Dia telah menggunakan layar video besar, kembang api, simulasi rintik hujan, lantai panggung trik, dan peralatan gantung.[91] Dia juga terlibat dalam arahan artistik video promosinya dan dalam video itu dia mencoba menyampaikan arti atau perasaan masing-masing lagu.[54] Tema video itu bermacam-macam; dia telah membuat video yang "sedih dan rapuh" atau "emosional" ("Momentum", "Endless Sorrow"), video "penyegaran" ("Blue Bird", "Fairyland"), dan video humor ("Evolution", "Angel's Song", "Beautiful Fighters").[93][94] beberapa videonya mengandung alur cerita pendek: video "Voyage" menggambarkan Ayumi sebagai wanita di rumah sakit jiwa yang dalam kehidupan lalu adalah wanita masa Jepang feodal yang berkorban bagi bulan; video "Endless Sorrow" memfiturkan anak muda yang hidup di masyarakat dimana berbicara dilarang oleh hukum. Selain itu, video "Fairyland", "My Name's Women", dan "Jewel" ada diantara dua puluh besar atau video musik termahal, memjadikan Ayumi satu-satunya penyanyi bukan penutur bahasa Inggris yang mendapat perbedaan itu.[95][96][97]
[sunting]Lirik dan tema
Pada waktu permulaan, aku mencari diriku sendiri dalam musikku. Musikku adalah untukku. Aku tidak punya ruang mental untuk sadar akan pendengar; Aku menulis untuk diriku sendiri. Aku tidak mengerti hal apa untuk menulis lagu. Namun, seiring berjalannya waktu aku mulai melihat banyak hal, pengaruhku, tanggung jawab yang memberiku.

— Ayumi Hamasaki pada arahan lirik yang baru di I am....[26]

Lirik-lirik Ayumi, tulisannya sendiri,[fn 2] telah diterima di antara penggemar-penggemarnya, yang memuji lirik-lirik itu sebagai jujur dan "mengungkapkan kebulatan tekad"[93] Karena dia memiliki "masalah yang mengiang-ngiang di pikirannya", Ayumi menggunakan lirik-liriknya sebagai jalan keluar; dia "menarik diri dari pengalaman dan emosinya sendiri" dan mencoba menempatkan mereka "dengan jujur dalam kata-kata".[2] Dia menyatakan bahwa kejujuran penting bagi liriknya, ia mengatakan, "Jika aku menulis saat aku di bawah, ia akan menjadi lagu yang gelap, tapi aku taidak peduli. Aku ingin jujur pada diriku sendiri sepanjang waktu"[2] Karena hal ini, dia tidak menggunakan lirik bahasa Inggris hingga albumnya Rainbow, karena dia merasa paling bisa mengeksresikan dirinya sendiri dalam bahasa Jepang.[fn 2] Seperti aliran musiknya, seperti, tema liriknya bermaam-macam" meskipun "kesendirian dan kebingungan" sering muncul di album-album awalnya, dia telah keluar dengan tema-tema yang beragam seperti kepercayaan dan perdamaian;[25] tema-tema pada albumnya yang berikutnya telah memasukkan cinta dan perjuangan wanita.[36][48][55] Selain mengambil inspirasi untuk liriknya dari pengalaman dan perasaan pribadi, Ayumi mendasarkan liriknya pada sumber-sumber seperti peristiwa sejarah. Kehidupan Joan of Arc adalah inspirasi bagi lagu "Free & Easy", sementara suatu kisah yang diceritakan temannya tentang santo bernama Maria menjadi dasar bagi "M";[fn 13] serangan 11 September mengilhami lagu "A Song Is Born".[17][98]
[sunting]Citra publik
Pengauh Ayumi berlanjut di luar musik; dia sering dianggap ikon berbusana dan pembuat tren,[92][99][100] status yang disematkan padanya sangat mengendalikan citranya.[4][101][102][103] Di samping seringnya dia tampil di majalah fashion, seperti Vivi, Popteen, dan Cawaii, Ayumi sering dipuji karena pilihan pakaian dan aksesorisnya yang trendi; Oricon berulang-kali menyebutnya "Artis Wanita Paling Bergaya Terkini".[1][80][104] banyak aspek mode Jepang-termasuk pakaian, rambut, kuku, dan aksesoris-sedikit-banyak dipengaruhi oleh Ayumi.[80][105] Seperti musiknya, tren yang dimulai Ayumi menyebar di negara-negara Asia seperti Taiwan, Cina, and Singapura.[106][107][108] Di antara tren yang dimulai Ayumi adalah hime-kei (penampilan yang diilhami oleh mode bangsawan Perancis abad ke-18, dan chapatsu (pewarnaan rambut).[109][110][111] Citra Ayumi yang terus berubah nyata tidak hanya dalam pengambilan foto mode dan penggunaan nama komersilnya tapi juga di sampul rekamannya, unsur yang ia anggap penting dalam menyampaikan pesannya..[25] Ayumi menggambarkan dirinya sebagai "dewi perdamaian" berselimutkan sulur atau "dewi Yunani" (di albumnya I am...), sebagai "Joan of Arc abad ke-duapuluhsatu" (untuk singlenya "Free & Easy"), dan sebagai "Lolita" yang funki .[98][112] Meski Ayumi menggambarkan dirinya pada rilis yang lebih awal sebagai "gadis di depan pintu", dia memakai citra yang lebih seksual sejak dirilisnya Loveppears. Sampul rekaman termasuk Loveppears, I am..., dan Rainbow menampilkan Ayumi dalam keadaan telanjang sebagian, yang menimbulkan kontroversi.[113] Ayumi juga memperoleh kritikan setelah dia menjadi model bra untuk pembuat pakaian Wacoal, meski kebanyakan kritikan menduga bahwa Ayumi hanya mencoba "kejar-kejaran" dengan Kumi Koda, yang populer karena citranya yang sangat seksual.[114]
Ayume dicari oleh banyak pemilik merek untuk mempromosikan produk mereka. Sepanjang kariernya di Avex, dia telah mempromosikan serangkaian produk dari barang elektronik (ponsel Tu-Ka) dan Panasonic)[8] hingga berbagai makanan ringan.[80] Diantara produk yang dia iklankan di televisi adalah skuter Honda Crea (Honda CHF50),[115] kosmetik Kosé,[80] donat Mister Donut,[116] dan kopi Boss.[117] Juga sebagai musik latar untuk iklan televisi, beberapa lagu Ayumi menjadi tema permainan video, pertunjukan televisi dan film,[fn 14] Seperti Onimusha: Dawn of Dreams, InuYasha, dan Shinobi: Heart Under Blade.[118][119][120] Meskipun awalnya Ayumi mendukung eksploitasi popularitasnya untuk tujuan komersial, ia berkata bahwa "perlu bahwa [ia] dipandang sebagai produk",[24] akhirnya dia menolak keputusan Avex untuk memasarkannya sebagai "produk bukan sebagai orang".[121]
[sunting]Kegiatan lain

Ayumi digambarkan sebagai sebagai memiliki "kerajaan waralaba", dimana dia meluncurkan merek modenya sendiri, MTRLG (Material Girl), tahun 2001; pakaian tersebut dijual di butik MTRLG dan toko Mise S*clusive.[122] Tahun 2002, Ayumi membuat Ayupan, versi kartun dirinya sendiri yang muncul pada serangkaian waralaba (terutama figurin) dan di kartun tahun 2003. Untuk turnya tahun 2007 Tour of Secret, Ayumi bekerjasama dengan Sanrio untuk membuat merek barang, Ayumi HamasakixHello Kitty, yang bersama-sama menonjolkan Ayupan dan Hello Kitty.[123] Barang-barang itu termasuk sarung ponsel dan kamera Lumix yang berhiaskan gambar Hello Kitty di belakang logo Ayumi "A";[fn 15] produk sebelumnya adalah hasil dari kerjasama dengan Sanrio dan merek mode Jepang Ash & Diamonds, yang kedua kerjasama dengan Sanrio dan Panasonic.[124] Secara singkat menjadi pembawa acara pertunjukan televisinya sendiri, Ayuready? (Oktober 2002), di Fuji Television. Acara bincang-bincang, ditayangkan sabtu malam dari pukul 11:30 hingga tengah malam, seringkali menampilkan ia bernyanyi dengan tamunya, yang diantaranya Goto Maki, Puffy, dan Akina Nakamori. Untuk mempromosikan acara itu (dan albumnya Rainbow), Ayumi membuka restoran, Rainbow House, di Pantai Shōnan; restoran itu kadang-kadang dipakai di episode Ayuready?.[122] Setelah kurang dari dua tahun, episode terakhir ditayangkan pada bulan Maret 2004.[125]
[sunting]Kehidupan pribadi
Ayumi berkencan dengan aktor single Tomoya Nagase sejak masa karier aktingnya yang singkat, dan mereka mengumumkan hubungan mereka ke publik tahun 2001.[101] Enam tahun kemudian, awak media memberitakan rumor bahwa pasangan tersebut akan menikah; akan tetapi, tanggal 13 Juli, Ayumi mengumumkan bahwa mereka putus. Meskipun Ayumi tidak memjelaskan alasan perpisahan itu, dia menyatakan bahwa mereka telah berpisah baik-baik dan keduanya tetap berteman.[126][127]
Pada tanggal 8 Januari 2008, sebuah entri di blog TeamAyunya, Ayumi mengungkapkan bahwa suatu kondisi yang tidak dapat dioperasi , mungkin tinnitus atau penyakit Ménière, menyebabkan tuli total di telinga kirinya.[128][68] Dia mengungkapkan bahwa dia didiagnosis dengan kondisi itu tahun 2006 dan bahwa masalah itu dimulai tahun 2000.[129] Walaupun kemunduran tersebut, Ayumi menyatakan bahwa dia ingin terus menyanyi, dan bahwa dia "tidak akan berhenti" karena penggemar-penggemarnya dan bahwa "sebagai seorang profesional", di ingin "memberikan penampilan terbaik bagi siapa saja".[129][130]
Tanggal 24 Desember 2008, tangan kanan Ayumi terluka saat dia jatuh dari tangga apartemennya. Dia dibawa ke rumah sakit dan dioperasi. Menurut dokternya, luka itu disebabkan oleh "anemia yang diperburuk oleh kelelahan" dan diharapkan sembuh dalam waktu tiga minggu.[131]
[sunting]Diskografi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Diskografi Ayumi Hamasaki
[sunting]Album studio
1995: Nothing from Nothing (Mini album pra-Avex)
1999: A Song for XX
1999: Loveppears
2000: Duty
2002: I am...
2002: Rainbow
2003: Memorial Address (album mini)
2004: My Story
2006: (Miss)understood
2006: Secret
2008: Guilty
2009: Next Level
2010: Rock 'n Roll Circus
[sunting]Album kompilasi
2001: A Best
2003: A Ballads
2007: A Best 2 (White/Black)
2008: A Complete: All Singles
[sunting]Konser

[sunting]Tur Konser
2000: Ayumi Hamasaki Concert Tour 2000 Vol.1
2000: Ayumi Hamasaki Concert Tour 2000 Vol.2
2001: Ayumi Hamasaki Dome Tour 2001 A
2002: Ayumi Hamasaki Arena Tour 2002 A
2002: Ayumi Hamasaki Stadium Tour 2002 A
2003–2004: Ayumi Hamasaki Arena Tour 2003-2004 A
2005: Ayumi Hamasaki Arena Tour 2005 A: My Story
2006: Ayumi Hamasaki Arena Tour 2006 A: (Miss)understood
2007: Ayumi Hamasaki Asia Tour 2007 A: Tour of Secret
2008: Ayumi Hamasaki Asia Tour 2008: 10th Anniversary
2009: Ayumi Hamasaki Arena Tour 2009 A: Next Level[132]
[sunting]Konser hitung-mundur Tahun Baru
2000–2001: Ayumi Hamasaki Countdown Live 2000-2001 A
2001–2002: Ayumi Hamasaki Countdown Live 2001-2002 A
2002–2003: Ayumi Hamasaki Countdown Live 2002-2003 A
2004–2005: Ayumi Hamasaki Countdown Live 2004-2005 A
2005–2006: Ayumi Hamasaki Countdown Live 2005-2006 A
2006–2007: Ayumi Hamasaki Countdown Live 2006-2007 A
2007–2008: Ayumi Hamasaki Countdown Live 2007-2008 Anniversary
2008–2009: Ayumi Hamasaki Premium Countdown Live 2008-2009 A
[sunting]Filmografi

Distance Love (Kyo Ai)
Twins Teacher (1993)
Battle Spirits Ryûko no Ken (1993)
Sumomo mo Momo (1995)
Miseinen (1995)
Ladys Ladys!! Soucho Saigo no Hi (1995)
Like Grains of Sand (1995)
Gakko II (1996)
Tsuki ni Shizumu (Sinking Moon) (2002)
Read More � Ayumi Hamasaki

Versailles

| 0 comments










Versailles (dikenal sebagai Versailles -Philharmonic Quintet- di Amerika Serikat) adalah sebuah band Metal yang terbentuk tahun 2007. Versailles terbentuk dari nama-nama legendaris di dunia Visual Kei. Karakter Versailles yang menonjol adalah gaya pakaian mereka yang berkesan abad renaissans (1500-an), suara gitar duel, dan melodi yang berat namun melodik.

2007: Pembentukan

Pada bulan Maret 2007, Versailles dibentuk oleh Kamijo (ex-Lareine), Hizaki (ex-Sulfuric Acid), dan Jasmine You (Yuu, ex-Jakura). Kemudian, Teru (ex-Aikaryu) dan Yuki (ex-Sugar Trip), yang direkomendasikan oleh ajang Rock May Kan di Tokyo bergabung di band ini.

Kamijo dan Hizaki membangun konsep Versailles selama musim gugur 2006 dan menghabiskan 6 bulan untuk mengumpulkan anggota dan menyatakan konsepnya. Konsep mereka adalah "youshikibi (sejenis cara mengekspresikan keindahan) suara yang otentik dan estetika yang ekstrim”. Di bulan Maret 2007, keterangan mengenai Versailles disebarkan pertama kali. Mereka memposting materi untuk promosi di Internet, membuat halaman berbahasa Inggris di MySpace, dan melakukan wawancara dengan media luar negeri.

Versailles tampil pertama kali pada 23 Juni, dan diikuti penampilan musikal mereka pada 24 Juni. Pada hari itu juga mereka mendistribusikan single dan DVD pertama mereka, The Revenant Choir.

Mereka menandatangani kontrak dengan CLJ Records, sebuah label Jerman, dan merilis album pertama mereka, Lyrical Sympathy pada 31 Oktober di Jepang dan Eropa. Lagu mereka "The Love From A Dead Orchestra" juga ada di album kompilasi Sony BMG di Jerman pada 9 November, bernama 'Tokyo Rock City'.
[sunting] 2008: Noble

Pada 2008, Versailles tampil pertama kali di Eropa dan AS. Pada bulan Maret dan April mereka melakukan tur keliling Eropa dengan Matenrou Opera. Versailles lalu diundang oleh Tainted Reality untuk melakukan konser pada 30 Mei di Project A-Kon di Dallas, Texas dan pada 3 Juni di Knitting Factory, Los Angeles, California, sebagai debut Amerika mereka. Konser di Project A-Kon disaksikan 3000 penonton dan tiket untuk konser setelahnya terjual habis.

Pada 9 Juli 2008, Versailles merilis album pertama mereka, Noble, secara digital di iTunes Music Store Internasional. Kemudian diikuti oleh rilis CD di Jepang pada 16 Juli dan rilis CD Internasional pada 30 Juli.

Label rekaman Versailles di Jepang mengumumkan pada 19 Agustus 2008, bahwa mereka menerima surat dari musisi di Amerika yang sudah menggunakan nama Versailles. Mereka dipaksa untuk mencari nama baru untuk meneruskan rencana tur mereka ke Amerika. Pada 14 September 2008, mereka mengumumkan bahwa nama mereka untuk fans Amerika adalah "Versailles -Philharmonic Quintet-", namun tetap menggunakan nama yang lama untuk fans diluar Amerika. "Prince" adalah single mereka yang dirilis dengan nama baru ini dan disediakan secara digital untuk diunduh.
[sunting] 2009: Menjadi Major

Kamijo mengumumkan pada pertemuan C.C Lemon Hall bahwa Versailles akan menjadi band major di Juni 2009, baik di Jepang maupun Internasional, melalui Warner Music Japan. Single debut mereka di label major, "Ascendead Master", dirilis pada 24 Juni 2009.

Versailles melakukan tur nasional terakhir mereka saat menjadi band indie pada 26 Maret - 9 Mei, yang berjudul "The Fragment Collectors". Event selanjutnya seperti "Anthology of Revolution" menandai konser-konser akhir mereka, ditutup dengan konser 5 malam di Meguro Rock May Kan. Konser terakhir mereka sebagai band indie berlangsung pada 21 Juni 2009.

Versailles mengumumkan bahwa mereka tidak akan melakukan konser dan merilis konten baru sampai mereka menyelesaikan album ketiga mereka. Album ini akan dirilis pada 16 September 2009 dalam 2 jenis : CD biasa dan CD+DVD edisi terbatas dalam wadah tri-fold dengan booklet.

Meninggalnya Jasmine You

Pada 3 Agustus, diumumkan bahwa Jasmine You akan menghentikan sementara aktivitas bermusiknya karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Diumumkan juga bahwa album terbaru Versailles sedang dalam tahap pengerjaan final dan trek bass mereka sedang direkam. Pada 9 Agustus 2009 dinihari, dilaporkan pada website resmi mereka bahwa Jasmine You telah meninggal. Berikut ini adalah terjemahan dari pesan tersebut:

2009.8.9 「Versailles」 Pemberitahuan Penting: Meskipun Jasmine You telah beristirahat karena penyakitnya, namun kami menerima pesan pada 9 Agustus 2009 dini hari bahwa Jasmine You telah meninggal dunia. Karena berita ini begitu mendadak, seluruh staf dan anggota berusaha keras untuk mempercayainya. Setelah keluarganya diberitahu detil kejadiannya, dan memberikan izin untuk menyebarkannya, kami akan menyebarkannya untuk fans. Selain itu, mengikuti pemberitahuan ini, kami memohon izin untuk menghentikan aktivitas sementara.

Saat Ini

Setelah penampilan yang gagal, Versailles tampil di V-Rock Festival '09 pada tanggal 25 Oktober. You dari Matenrou Opera bermain sebagai bassist pendukung. Diumumkan juga bahwa album terbaru mereka berjudul Jubilee akan dirilis pada 20 Januari 2010. Saat ini album tersebut sudah dijual. Album itu berisi 12 trek. Ini adalah rilis album major internasional pertama mareka. Mereka juga mengumumkan tur dunia yang berawal pada 28 Feb 2010 di Yokohama. Tidak ada tanggal akhir yang pasti, namun mereka mengumumkan tanggal kedatangan untuk Amerika Latin dan Eropa pada pertengahan Juli
Read More � Versailles

L’Aarc~En~Ciel

12.23.2010

| 0 comments


 L'Arc~en~Ciel ラルク アン シエル (Raruku An Shieru)
beranggotakan Hyde (vokal), Ken (gitar), Tetsu (bass), dan Yukihiro (drum). Band ini didirikan oleh Tetsu pada Februari 1991. L'Arc~en~Ciel (bahasa Perancis) = lengkungan di langit atau pelangi, nama ini diambil dari judul sebuah film Perancis.

Di Jepang saja, band ini telah menjual lebih dari 25 juta kopi album dan single.

Para mantan personel L'Arc~en~Ciel:

  * Sakura (drum) (1992-1997)
  * Hiro (gitar) (1991-1992)
  * Pero (drum) (1991-1992)



Osaka, sekitar awal tahun 1991, Tetsu dan Hiro membentuk sebuah band. Tetsu berperan sebagai bassis berikut vokal sementara Hiro sebagai gitaris. Pada waktu itu Hyde masih menjadi gitaris di sebuah band bernama Kiddies Bomb, yang kemudian berganti nama menjadi Jerusalem’s Rod dan Hyde berganti posisi menjadi vokalis.

Pada suatu hari Tetsu menyaksikan penampilan grup band tersebut untuk kali pertama. Ketika itu ia merasa yakin bahwa Hyde adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi vokal di band-nya. Maka selama beberapa waktu ia terus mengikuti penampilan band tersebut, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk mengajak Hyde dan rekannya di Jerusalem’s Rod, Pero untuk bergabung dengannya. Dan terbentuklah formasi paling awal L’Arc~en~Ciel, yakni Tetsu (bass sekaligus pemimpin band), Hyde (vokal), Hiro (gitar), dan Pero (drum).

Nama L’Arc~en~Ciel sendiri diusulkan oleh Tetsu yang terinspirasi oleh sebuah film Perancis yang berjudul sama. L’Arc~en~Ciel diambil dari Bahasa Perancis yang memiliki arti PELANGI.

Penampilan live pertama mereka yaitu pada tanggal 30 Mei 1991 di Nanba Rockets.


  Pengunduran diri Hiro & masuknya Ken


Pada bulan Juni 1992 tanpa alasan yang jelas, Hiro mengundurkan diri tepat sebelum mereka akan memulai demo rekaman. Maka Tetsu kemudian membujuk Ken, teman masa kecilnya untuk membantu dalam pembuatan demo.

Ken mengambil satu langkah berani dengan memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliahnya dan bergabung dengan L’Arc~en~Ciel. Keputusannya itu tentu saja ditentang habis oleh orang tuanya yang menginginkan ia menjadi seorang sarjana. Akibatnya ia diusir dari rumah dan tidak pernah bertegur sapa lagi dengan orang tuanya.

Pada tanggal 1 Oktober 1992, mereka membuat album Omnibus CD bertajuk “Gimmick”. Beberapa minggu kemudian, tepatnya tanggal 25 November 1992 mereka merilis single pertamanya yang berjudul Flood of Tears (c/w Yasuoka).


  Masuknya Sakura


Tanggal 30 Desember 1992 lagi-lagi L’Arc~en~Ciel harus kehilangan salah satu anggotanya. Pero mengundurkan diri tepat setelah penampilan live mereka di Osaka Music Hall.

Pada suatu hari ia melihat penampilan Sakura yang langsung menarik perhatiannya. Kemudian Tetsu mencoba mengajaknya bergabung bersama L’Arc~en~Ciel. Dan setelah itu ia secara resmi bergabung dengan L’Arc~en~Ciel pada 16 Januari 1993.


  Album perdana


Pada tanggal 10 April 1993, album pertama mereka sebagai band indies, yang bertajuk DUNE dirilis dan meraih kesuksesan. Album tersebut berhasil meraih posisi puncak di Oricon Indies Chart (Tangga Lagu Terpopuler di Jepang) pada bulan Mei, dan hanya dalam tempo 3 bulan berhasil terjual sebanyak 20.000 keping CD. Hal tersebut membukakan kesempatan bagi mereka untuk tampil di dalam konser band-band indies “Karei naru masho” yang diadakan di Shibuya Kokaido, yang ketika itu disaksikan oleh sekitar 2000 penonton. Maka popularitas L’Arc~en~Ciel mulai berkembang tidak hanya di Osaka, namun sudah mulai merambah ke Tokyo. Dan pada bulan September 1993 mereka pindah ke Tokyo.


  Memasuki label musik besar


Video single mereka Nemuri Ni Yosete dirilis pada tanggal 1 Juli 1994, dan pada tanggal 14 Juli 1994 album kedua mereka TIERRA yang merupakan album pertama mereka yang berlabel major. Sekaligus juga menjadi hari pertama tur Sense of Time. Pada tanggal 9 September di tahun yang sama, mereka ke Maroko untuk membuat video Siesta ~film of dream~. Film tersebut dirilis pada akhir tahun tersebut.

Pada tanggal 21 Oktober 1994, single pertama mereka dengan Sony dirilis, dengan judul Blurry Eyes. Kemudian pada tanggal 1 Desember di tahun tersebut Fans Klub Resmi L’Arc~en~Ciel, “CIEL” didirikan.

Tanggal 21 Mei 1995 merupakan tanggal di mana single video berjudul and She Said dirilis dan merupakan hari pertama dari rangkaian tur di 19 kota di Jepang yang bertajuk In Club ‘95. Dan pada 6 Juli, single kedua mereka yang berjudul Vivid Colors dirilis. Lagu tersebut menjadi lagu ending Guru Guru 99, dan side B dari lagu tersebut, Brilliant Years dijadikan lagu ending untuk acara “Shin dora” di Nippon-TV (NTV).


  Heavenly


Album ketiga mereka, HEAVENLY dirilis pada tanggal 1 September 1995. Pertama kalinya album mereka masuk ke Oricon Chart (major label band) langsung di posisi ketiga. Dalam album ini sepertinya terjadi perubahan warna musik mereka dibandingkan dengan dua album sebelumnya (bisa dikatakan bahwa musikalitas mereka menjadi semakin matang). Seperti yang diungkapkan Tetsu bahwa mereka mencoba sesuatu yang berbeda dan baru dalam musik mereka.

Tur Heavenly ‘95 dimulai pada tanggal 9 September 1995, tiket untuk pertunjukkan mereka habis (full house) dalam 9 hari sejak peredarannya, bahkan pada hari terakhir tur tersebut tiket terjual habis hanya dalam tempo 28 menit saja! Pada tanggal 22 di bulan yang sama merupakan penampilan perdana mereka di Music Station, sebuah acara pertunjukkan musik nomor wahid di Jepang. Selanjutnya pada tanggal 21 Oktober 1995 single ketiga berjudul Natsu no Yuutsu dirilis. Lagu tersebut digunakan sebagai tema ending untuk acara Televisi-TBS bernama “M-Navi”.

Tanggal 27 Desember mereka mengadakan konser di Nippon Budokan, merupakan tempat yang diidam-idamkan para musisi Jepang untuk dapat tampil di sana.

Di awal tahun 1996 video live pertama L’Arc~en~Ciel, Heavenly ~films~ dirilis bersama 2 buah album foto, yakni “Heavenly X’mas” dan “Heavenly ~films~”. Pada bulan April mereka memulai tur Kiss Me Deadly ‘96. Pada saat itu fans dari kalangan cowok semakin bertambah, yang mana pada mulanya mereka lebih banyak disukai oleh para cewek. Hal tersebut tentu saja semakin meningkatkan kepercayaan diri mereka.

  True


Single keempat mereka Kaze ni Kienaide (c/w I’m So Happy) yang dirilis pada tanggal 8 Juli 1996 berhasil menempati posisi keempat pada minggu pertamanya di Oricon Chart. Pada akhir bulan yang sama tur musim panas Big City Nights Round Around ‘96 dimulai, diadakan di tiga kota besar di Jepang, yakni Nagoya, Osaka, dan Tokyo.

September tanggal 20, mereka meluncurkan sebuah buku dokumentasi Artist Fact “IS” yang berisikan informasi dan fakta seputar L’Arc~en~Ciel yang disajikan secara lengkap.

Pada bulan Oktober, single kelima mereka Flower (c/w Sayonara) dirilis dan langsung mengisi posisi kelima pada minggu pertamanya di Oricon Chart. Disusul kemudian dengan single keenam mereka Lies and Truth (c/w Sai wa Nagerareta) yang langsung menempati posisi keenam di minggu pertamanya di Oricon Chart.

Tanggal 12 Desember, album keempat mereka TRUE dirilis. Merupakan album tersukses mereka selama lima tahun terakhir karier mereka, sebab pada minggu pertamanya album tersebut berhasil meraih posisi runner-up di Oricon Chart, dan pada minggu keenamnya berhasil menduduki posisi jawara. Album ini bertahan selama 9 minggu dalam daftar 10 besar di Oricon Chart. Tanggal 23 mereka memulai tur mereka yang bertajuk Carnival of True menggelar 10 konser di berbagai penjuru Jepang, diawali di Osaka Jyo Hall.


  Keluarnya Sakura


Bulan April 1997 akan selalu tercatat dalam sejarah perjalanan karier L’Arc~en~Ciel sebagai masa-masa mimpi buruk. Bagaimana tidak, di tengah kegemilangan yang berhasil dicapai oleh mereka, Sakura, dengan terpaksa harus meninggalkan rekan-rekannya di L’Arc~en~Ciel setelah selama kurang lebih lima tahun bersama-sama merintis kesuksesan di pentas musik Jepang khususnya. Ia mesti rela didepak dari posisinya sebagai drummer L’Arc~en~Ciel setelah terkait dengan kasus kepemilikan serta penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Peristiwa tersebut berimbas pada pembatalan seluruh aktivitas Laruku seperti peluncuran single mereka The Fourth Avenue Cafe dan tur yang telah dijadwalkan. Bahkan semua merchandise mereka ditarik dari pasaran!

Meskipun rekan-rekan Sakura di Laruku tidak menginginkannya pergi, namun atas kehendak perusahaan rekaman dan produser, ia sejak bulan April mundur dari Laruku. “Aku sangat menyesal, aku telah melakukan hal yang sangat bodoh, dan tak pantas untuk dimaafkan. Aku tidak berhak lagi untuk tetap berada di dalam band, semua ini salahku. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi L’Arc~en~CIel, aku berharap agar mereka tetap berjuang dan semoga semakin sukses di masa mendatang”, itulah kata-kata perpisahan yang diucapkan oleh Sakura ketika ia meninggalkan Laruku.

Yang paling terpukul dalam peristiwa ini adalah Hyde, sebab di antara rekan-rekannya yang lain ia dan Sakura merupakan sahabat yang paling dekat. Maka sejak insiden tersebut, anggota Laruku tinggal tersisa tiga orang.


  Masuknya Yukihiro


Setelah kepergian Sakura, Tetsu segera mencari drummer pengganti. Suatu ketika ia mendengar Yukihiro, eks-Zi:Kill dan Die in Cries yang keduanya telah disbanded atau membubarkan diri. Tetsu tertarik dengan permainan drumnya, maka selanjutnya disusunlah rencana pendekatan oleh Tetsu. Menurut kabar yang beredar, Tetsu dan Yukihiro berkenalan lewat game Evangelion, di mana Tetsu meminta Yukihiro untuk mengajarinya permainan tersebut. Lantas Tetsu berbicara dengan Yukihiro mengenai peristiwa menyedihkan yang menimpa grup bandnya. Bak gayung bersambut, Yukihiro menawarkan bantuannya kepada Tetsu untuk proses rekaman Niji.

Akhirnya single ketujuh L’Arc~en~Ciel yang berjudul Niji—bahasa Jepang, yang memiliki arti yang sama dengan L’Arc~en~Ciel, yaitu Pelangi—dirilis pada tanggal 17 Oktober 1997. Single ini mampu menerobos posisi 3 di Oricon Chart pada minggu pertamanya. Berkaitan dengan judulnya, Hyde mengatakan bahwa judul lagu tersebut menggambarkan perjalanan karier mereka yang pada awalnya banyak dikhawatirkan orang akan segera berakhir karena masa-masa yang sangat buruk, akan tetapi kemudian mereka muncul kembali, bagaikan keindahan pelangi yang muncul di langit setelah gelapnya hujan. Dan lagu tersebut menjadi soundtrack Rurouni Kenshin (Samurai X) the movie.

Selama kurun waktu 1997, di Laruku, Yukihiro berperan sebagai additional player. Hingga pada 1 Januari 1998 ia secara resmi menjadi personil tetap L’Arc~en~Ciel.

  Kelahiran kembali


L’Arc~en~Ciel muncul kembali secara resmi sejak tanggal 13 Desember 1997 dengan menggelar konser berjudul Reincarnation yang digelar di Tokyo Dome. Pada saat itu Laruku terdiri dari tiga orang personil resmi, yaitu Hyde (vokal), Tetsu (bass), Ken (gitar) dan satu personil tambahan (additional player/supported player) di posisi drummer, yakni Yukihiro.

Baru pada tanggal 1 Januari 1998, Yukihiro secara ofisial bergabung dengan L’Arc~en~Ciel menggantikan Sakura yang telah resmi keluar dari Laruku sejak 4 November 1997. Meskipun demikian, masuknya Yukihiro ke L’Arc~en~Ciel menciptakan suatu polemik di kalangan fans mereka, ada yang pro dengan kedatangan Yukihiro ada juga yang kontra. Memang cukup wajar seandainya masih banyak fans yang belum bisa menerima kepergian Sakura, sebab bagaimanapun juga Sakura telah menjadi bagian dari Laruku selama lima tahun yang bisa dikatakan tidak sebentar, bahkan ia turut mewarnai musik L’Arc~en~Ciel dengan style drumnya.

Akan tetapi ada satu hal yang patut dicatat, bahwa semenjak pergantian personel dari Sakura ke Yukihiro, terjadi transformasi image dari L’Arc-en-Ciel, yang semula penampilan mereka lebih bercorak visual yang kecewek-cewekan, secara bertahap berubah menjadi lebih maskulin.


  Brilliant Year


  "A Piece of Reincarnation, menjadi salah satu bukti kebangkitan kembali L’Arc~en~Ciel di percaturan musik Jepang."


Setelah insiden yang mencoreng wajah L’Arc~en~Ciel pada tahun 1997 dan pergantian personil pada awal 1998 tidak berarti mereka kehilangan penggemarnya, hal itu dibuktikan dengan habisnya 56.000 lembar tiket konser Reincarnation dalam rentang waktu hanya 4 menit! Bahkan menginjak tahun 1998 karier mereka semakin menanjak. Bisa dibilang bahwa tahun 1998 merupakan masa keemasan Laruku, di mana pada tahun tersebut hampir semua single dan album yang mereka rilis berhasil meraih kesuksesan dan berbagai penghargaan. Mereka adalah artis paling sibuk pada saat itu.

Diawali pada akhir bulan Januari dengan meluncurkan single ke delapan mereka berjudul Winter Fall yang menjadi single pertama mereka yang mampu menduduki posisi jawara di Oricon Chart. Pada tanggal 25 Februari 1998 album kelima L’Arc~en~Ciel, HEART diluncurkan, hebatnya album ini selain mampu mencapai posisi puncak Oricon Chart, angka penjualannya pun mencapai 1 juta kopi dalam minggu pertamanya! Tanggal 25 Maret, single ke sembilan Dive to Blue dirilis dan berhasil pula menapaki posisi pertama di Oricon Chart. Selanjutnya pada tanggal 22 April, video A Piece of Reincarnation diluncurkan dan lagi-lagi menjadi nomor satu di Oricon Chart selama dua minggu berturut-turut.

Tanggal 1 Mei 1998, tur Heart ni hi wo tsukero! -Light My Fire- dimulai dan berakhir tanggal 21 November, merupakan tur terpanjang L’Arc~en~Ciel dengan 56 penampilan di 43 kota berbeda di seluruh penjuru Jepang.

Tanggal 8 Juli 1998, mereka mencatatkan diri dalam sejarah musik Jepang sebagai musisi pertama yang merilis 3 buah single secara bersamaan sekaligus, yakni Honey, Shinshoku~LoseControl~, dan Kasou. Bahkan ketiganya mampu mencetak angka penjualan sebanyak 1.000.000 kopi dalam waktu singkat. Lebih hebat lagi, pada tanggal 27 Juli, Honey dan Shinshoku~lose control~ secara berurutan menempati posisi satu dan dua di Oricon Chart. Patut diketahui juga bahwa lagu Shinshoku~lose control~ merupakan salah satu original soundtrack untuk film GODZILLA yang terkompilasi dalam album OST. Godzilla khusus untuk Asia saja.

Setelah menyelesaikan tur Light My Fire, Laruku kembali merilis dua buah single, yakni Snow Drop pada tanggal 7 November dan Forbidden Lover tepat seminggu kemudian. Melalui dua single ini, lagi-lagi Laruku mencatatkan diri dalam sejarah musik Jepang sebagai musisi pertama di Jepang yang dua singlenya berhasil mencapai posisi pertama dan kedua dalam waktu bersamaan sebanyak dua kali, karena pada tanggal 26 November, Forbidden Lover berada di puncak dan Snow Drop mengikuti di posisi runner-up . Awal Desember, mereka meluncurkan benda-benda koleksi resmi L’Arc~en~Ciel seri pertama di seluruh Jepang. Kegiatan terakhir L'Arc~en~Ciel di tahun 1998 adalah peluncuran video konser Light My Fire pada tanggal 23 Desember.


  Real


Tahun 2000 mereka awali dengan merilis double maxi single Neo Universe/finale pada tanggal 19 Januari, disusul kemudian Stay Away. Tanggal 20 Juni, album ECTOMORPHED WORK dirilis. Album tersebut berisikan beberapa lagu L’Arc~en~Ciel sebelumnya yang telah di-remix oleh Yukihiro (sangat menarik!) dan album selanjutnya REAL pada tanggal 20 Agustus 2000.

Tur konser Realive digelar dari bulan Oktober hingga Desember yang terbagi dalam dua sesi, yang pertama Realive Club Circuit 2000 dan yang kedua Realive Dome Tour 2000. Bedanya, pada sesi yang pertama, konser diadakan di tempat-tempat semacam klub yang hanya mampu menampung sedikit audiens dengan panggung yang relatif kecil. Sedangkan pada sesi kedua, layaknya konser-konser L’Arc~en~Ciel terdahulu, dengan penonton yang banyak dan panggung yang besar.

Memasuki tahun 2001, mereka merilis album Clicked Singles Best 13th pada tanggal 14 Maret yang merupakan kumpulan lagu-lagu terbaik L’Arc~en~Ciel berdasarkan hasil pemungutan suara (voting) yang dilakukan oleh jutaan fansnya di seluruh penjuru dunia melalui internet, plus satu single baru Anemone. Dan yang terakhir di tahun tersebut adalah peluncuran single mereka Spirit Dreams Inside (c/w Spirit Dreams Inside-another dream-) pada tanggal 9 Mei 2001 yang juga merupakan soundtrack-nya Final Fantasy The Movie (Spirits Within) dan juga termasuk ke dalam album soundtrack FF The Movie.

Setelah itu mereka mulai sibuk dengan proyek solo masing-masing. Kita dapat melihat karakter musik yang berbeda-beda dari masing-masing personil L’Arc~en~Ciel.


  Solo karir masing-masing personel


Diawali oleh Tetsu yang membentuk band bernama TETSU69, pada tanggal 18 Juli 2001 menelurkan single pertamanya yang berjudul wonderful world (c/w tightrope). Disusul Shinkirou dan Fifteen a Half pada pertengahan tahun 2002. Single terakhirnya sebelum meluncurkan album perdananya yang berjudul Suite November adalah WHITE OUT.

Yukihiro tak mau ketinggalan, bersama band bentukannya Acid Android ia telah merilis dua album, acid android dan fault selain sebuah single yang berjudul ring the noise yang dijadikan soundtrack sebuah Game yang berjudul Devil May Cry.

Hyde, sang vokalis, dianggap sebagai personel Laruku yang paling sukses dalam bersolo karir. Dimulai dengan peluncuran single pertamanya berjudul evergreen, ia kemudian merilis dua single lainnya, yakni angel’s tale dan Shallow Sleep yang selanjutnya dikompilasikan dalam album yang diberi judul Roentgen dan Roentgen~english ensemble~. Belum puas juga, ia kembali melemparkan dua single Hello dan HORIZON berturut-turut pada Juni dan November 2003. Selanjutnya kedua single tersebut dapat kita temukan dalam album kedua Hyde yang berjudul 666. Tak hanya di musik, Hyde pun berhasil merambah layar lebar. Sejauh ini sudah dua judul film ia bintangi, yakni MoonChild dan Kagen no Tsuki~Last Quarter.

Ken yang mulanya adem-adem saja akhirnya tersulut juga untuk melakukan kerja solo. Ia membentuk sebuah band yang dinamakannya Sons of All Pussys atau sering disingkat menjadi S.O.A.P. Yang menarik, dalam band tersebut, Ken kembali reuni-an dengan Sakura, eks-drummer L’Arc~en~Ciel. Bersama S.O.A.P, dari sejak Februari 2002 hingga Juli 2004, ia sudah mengeluarkan tiga mini album, di antaranya GRACE, gimme A guitar, dan high serta sebuah single yang judulnya Paradise.

  Kembalinya L'Arc~en~Ciel & debut konser di AS


Setelah vakum selama tiga tahun dengan spekulasi tentang kemungkinan bubarnya band ini, L’Arc~en~Ciel mengejutkan fans mereka dengan mengumumkan sebuah seri dari tujuh konser yang diberi judul Shibuya Seven Days, yang diikuti dengan perilisan single baru mereka. Berada di peringkat atas tangga lagu dan dipakai sebagai lagu pembuka animasi Fullmetal Alchemist, READY STEADY GO dijual di bulan Februari 2004. Mengikuti perilisan single berikutnya, L’Arc~en~Ciel kemudian merilis album yang banyak ditunggu-tunggu, SMILE, pada tanggal 31 Maret.

L'Arc~en~Ciel juga melakukan konser yang diberi nama SMILE Tour pada musim panas di tahun tersebut. Di konser itu juga disertakan sisi lain dari L'Arc~en~Ciel, yaitu P'Unk~en~Ciel. Mereka melakukan change member di lagu Milky Way yang di aransemen ulang menjadi lagu punk. Posisi vokal diambil alih oleh Tetsu, Hyde pada gitar, Ken di drum dan Yukihiro bergeser menjadi bass. Di konser ini juga dibawakan lagu mereka Jiyuu e no Shotai (Invitaion to Freedom) yang menjadi single untuk album baru mereka.

Tanggal 31 July 2004 L’Arc~en~Ciel hadir sebagai bintang tamu di hadapan 12,000 orang penonton pada acara konvensi anime Otakon yag diadakan di Baltimore, Maryland. Ini merupakan penampilan pertama band ini di USA. Melihat respons yang luar biasa dari para fans, Tofu Records, label Sony Music Jepang di Amerika menandatangani kontrak dengan band ini di bulan Mei 2005 dan merilis sebuah DVD untuk debut live mereka di Amerika Utara.

Mengikuti dirilisnya beberapa single dan sebuah album baru, AWAKE di 2005, band ini kemudian mengadakan tur Jepang sebelum memulai tur ASIA LIVE 2005, yang membawa band ini ke Seoul di Korea dan Shanghai di Cina. Sebelu kembali ke Tokyo untuk dua pertunjukan utama.



Setelah menutup tur mereka, perhatian para anggota band ini kembali terfokus pada kegiatan kegiatan solo mereka. tetsu merekam beberapa single dan sebuah album dengan Creature Creature. Serta merilis sebuah single atas nama dirinya sendiri. Sementara yukihiro kembali pada acid android dan merilis sebuah single. Kemudian ia beserta acid android menyertai MUCC dalam dua petunjukan di Shanghai. hyde menggubah lagu Glamorous Sky untuk film yang diangkat dari manga NANA dan dinyanyikan oleh Mika Nakashima. Ia juga merilis dua single dan album lain berjudul FAITH, yang membawanya dalam tur panjang di Jepang serta mengadakan pertunjukan di California. Terakhir dalam masa vakum band ini, ken merilis sebuah single solo, Speed.

Pada tanggal 25 November dan 26th, 2006, L'Arc-en-Ciel menggelar dua konser di Tokyo Dome, untuk merayakan ulang tahun mereka ke 15. Berjudul L'Anniversary. Tiket tersebut terjual hanya dalam kurun waktu 2 menit , mengalahkan rekor penjualan tiket mereka sebelumnya.Sebuah jajak pendapat telah dibuat pada website resmi selama seminggu sebelum konser yang mengizinkan para fans untuk memilih lagu yang mereka ingin dengar di acara itu.Konser tersebut kemudian ditampilkan pada saluran WOWOW pada 23 Desember 2006. Dan juga disiarkan pada 8 Februari 2007 di MTV Korea.

L'Arc-en-Ciel kemudian merekam lagu "Shine" yang akan digunakan sebagai lagu pembuka untuk anime yang akan disiarkan di NHK, Guardian of the Spirit.Mereka Menggelar Mata Heart Ni Hi Wo Tsukero 2007 Tour di Jepang.L'Arc-en-Ciel merilis single Seventh Heaven pada 30 Mei 2007, yang menjadi posisi teratas di Oricon charts.Lagu My Heart draws a Dream, yang digunakan dalam iklan mobil Subaru, dirilis 29 Agustus, 2007, dan lagu tersebut langsung menempati tangga teratas pada Oricon charts.Lagu Daybreak's Bell yang dirilis pada 10 Oktober 2007,digunakan sebagai Soundtrack pembuka untuk anime Mobile Suit Gundam 00.dan kembali menduduki peringkat teratas dalam Oricon Charts.Sejak dari 14 November ke 25 Desember 2007, dirilislah Hurry Xmas, bersamaan dengan dua DVD baru yang keluar pada bulan September dan Desember, yang berjudul 15th L'Anniversary Live and Chronicle 3 respectively. Album terbaru mereka Kiss, dirilis pada 21 November 2007, menduduki tangga lagu pertama di posisi nomor satu di Oricon chart.



L'Arc~en~Ciel mengadakan tur yang bernama "Theater of Kiss Tour".yang diselenggarakan pada 22 Desember 2007 sampai 17 Februari 2008. lagu Drink it Down,digunakan sebagai lagu pembuka versi Jepang untuk game PS3/Xbox 360 Devil May Cry 4.telah dirilis sebagai single pada 2 April 2008, dan menduduki tempat teratas di Oricon weekly charts.
Read More â�¦ L’Aarc~En~Ciel

Total Pageviews

Followers

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

About Me

 

Lorem

Ipsum

visitor

free counters

Dolor